NOTA:
Berikut adalah dalil-dalil agama bagi amalan kenduri Tahlil Arwah atau
Selametan (istilah Jawa). Rencana asal dari Indonesia. Saya membuat
sedikit ubah suai ejaan dan laras bahasa agar mudah difahami oleh pembaca
Malaysia. Selamat membaca, semoga mendapat manfaat.
1.Dalil pengkhususan waktu selamatan kematian (1 hari,3 hari,40 hari dan
seterusnya).
“Termashurlah selamatan yang diadakan pada hari pertama, ketujuh, empat puluh,
seratus dan seribu"
(Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti
hal. 99, 192, 193).
Perintah penyembelihan hewan pada hari tersebut:
“Tuhan telah menciptakan hewan untuk upacara kurban, upacara kurban telah
diatur sedemikian rupa untuk kebaikan dunia.”
(kitab Panca Yadnya hal. 26,
Bagawatgita hal. 5 no. 39).
Perkataan ulama':
“Upacara
selamatan untuk memperingati hari kematian orang Jawa hari ke-1, ke-7, ke-40, ke-100,
dan ke-1000 hari, jelas adalah ajaran Hindu”
(Ida
Bedande Adi Suripto laknatullah 'alaihi, lihat kitab “Nilai-nilai Hindu dalam
budaya Jawa).
2.Dalil Selamatan (kenduri arwah):
“Sloka
prastias mai pipisatewikwani widuse bahra aranggaymaya jekmayipatsiyad aduweni
narah”. Maksudnya, “Hantarkanlah sesembahan itu pada tuhanmu yang maha
mengetahui”. Yang kegunaanya untuk menjauhi kesialan.
(kitab Sama Weda hal. 373 no.10).
a. Dewa Yatnya (selamatan) iaitu
korban suci yang secara tulus ikhlas ditujukan kepada Sang Hyang Widhi dengan jalan bakti sujud memuji, serta menurut apa
yang diperintahkannya (tirta yatra) metri bopo pertiwi.
b. Pitra Yatnya iaitu korban suci kepada
leluhur (mengingati arwah nenek-moyang. Ed.) dengan memuji yang ada di akhirat
supaya memberi pertolongan kepada yang masih hidup.
c. Manusia Yatnya iaitu korban yang
diperuntukkan kepada keturunan atau sesama mereka (ed.) supaya hidup damai dan
tentram.
d. Resi Yatnya iaitu korban suci yang
diperuntukan kepada guru atas jasa ilmu yang diberikan (danyangan).
e. Buta Yatnya iaitu korban suci yang
diperuntukan kepada semua makhluk yang kelihatan maupun tidak, untuk kemulyaan
dunia ini.
(kitab Siwa Sasana hal. 46 bab ‘Panca
maha yatnya’ dan pada Upadesa hal. 34).
Apakah dasar lain dalam agama Hindu?
Rukun Iman Hindu (Panca Srada) yang
harus diyakini umat hindu
1. Percaya adanya Sang Hyang Widhi.
2.
Percaya adanya roh leluhur.
3.
Percaya adanya Karmapala.
4.
Percaya adanya Smskra Manitis.
5.
Percaya adanya Moksa.
Panca
Srada punya lima rukun, iaitu:
• PANCA YAJNA (artinya 5 macam
selamatan / kenduri arwah).
1. Selamatan DEWA YAJNA (selamatan
yang ditujukan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau biasa dikenal orang dalam
istilah dengan, ”memetri bapa kuasa ibu
pertiwi “).
2. Selamatan PRITRA YAJNA (selamatan
yang ditujukan kepada leluhur /roh nenek moyang).
3. Selamatan RSI YAJNA (selamatan
yang ditujukan pada guru atau kirim do’a yang ditujukan pada guru, biasanya di
punden / ndanyangan ). Kalau di kota dikenali dengan nama lain iaitu “selamatan
/ haul / hol” memperingati kiyainya atau gurunya, yang meninggal dunia.
4. Selamatan MANUSIA YAJNA (selamatan
yang ditujukan pada hari kelahiran atau di kota disebut “ulang tahun kelahiran”).
5. Selamatan BUTA YAJNA (selamatan yang
ditujukan pada hari kebaikan), misalnya kita ambil contoh biasanya pada
beberapa masyarakat Islam (Jawa) melakukan selamatan hari kebaikan pada awal
bulan ramadan yang disebut “selamatan Megangan” (di Sabak Bernam disebut “unggah-unggahan”
atau dilakukan sebab baru balik dari Makkah atau sebab lulus peperiksaan. ed.)
AKIBAT YANG TIDAK DISELAMATI DALAM KEYAKINAN HINDU, iaitu:
Pertanyaan
?
orang
tua kalau tidak diselamati apa rohnya gentayangan?
Buka dalilnya dalam kitab suci umat Hindu, SIWASASANA
halaman 46-47 cetakan tahun 1979. Bagi yang tidak mahu selamatan mereka di
peralina hidup kembali dalam dunia bisa berwujud menjadi hewan atau bersemayam
di dalam pohon. Oleh itu kalau anda ke Bali banyak pohon yang diberi kain-kain
dan sajen-sajen itu, karena mereka meyakini rohnya ada dalam pohon itu, dan
bersemayam dalam benda-benda bertuah misal keris dan jimat, di hari sukra
umanis (jumaat legi) keris atau jimat diberi bunga dan sajen-sajen (sajian).
DEWA ASURA akan marah besar jika orang tidak mahu melakukan selamatan maka dewa
asura akan mendatangkan bala/bencana dan membunuh manusia yang ada di dunia.
DEWA ASURA atau dikenal dalam masyarakat dengan nama BETHARAKALA, anak ontang anting harus diruwat (ritual dengan
selamatan dan sajen / jamuan/ sajian)
karena takut betharakala, sendhang
kapit pancuran(anak wanita diantara kedua saudara kandung anak laki-laki)
diruwat karena takut betharakala,
rabi ngalor ngulon merga rawani karo betharakala (nikah tidak boleh karena
rumahnya menghadap utara dan barat, karena takut celaka ).
AKIBAT YANG DISELAMATI DALAM KEYAKINAN HINDU, iaitu:
Dalam keyakinan hindu bagi yang mahu selamatan
maka mereka langsung punya tiket ke surga.
3. NASI TUMPENG
Konsep dalam agama hindu : dalam kitab MANAWA
DHARMA SASTRA WEDHA SMRTI, bagi orang yang berkasta Sudra (kasta rendah) yang
tidak bisa membaca kalimat persaksian:
“Hom
suwastiasu hom awi knamastu ekam eva adityam Brahman”, kepada yang
tidak tahu mengucapkan ayat itu dalam bahasa Sanskrit, sebagai pengganti
cukuplah dengan membuat Nasi Tumpeng.
Bentuknya adalah segitiga yang bermaksud Trimurti (konsep tiga tuhan hindu:
Shiva, Vishnu dan Brahma) artinya tiga
manifestasi tuhan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Kepercayaan dalam Hindu ialah, sesiapa yang membuat Nasi Tumpeng maka dia seorang Hindu!
Dikitab
BAGHAWAGHITA dijelaskan tuhan orang
hindu minum dan di tengahnya ada tumpeng, dan di depan dewa brahma ada
sajen-sajen /sajian makanan. Nasi
Tumpeng itulah sajian makanan yang dimaksudkan (ed.)
3. Pemberangkatan mayat diwajibkan dipamitkan di depan rumah lalu beberapa
sanak keluarga akan lewat di bawah tandu mayat (tradisi brobosan), karena umat hindu meyakini brobosan sebagai wujud bakti pada orang tua dan salam pada dewa,
dalam hindu mayat ditandu lalu di atasnya diberi payung, pemberangkatan mayat
menggunakan sebar/sawur bunga, uanglogam, beras kuning (kunyit) dll, lalu bunga
dironce (dirangkai dengan benang) lalu ditaruh atau dikalungkan di atas beranda
mayat.
Hindu
meyakini :
a.
Bunga warna putih mempunyai kekuatan dewa Brahma.
b.
Bunga warna merah mempunyai kekuatan dewa Wisnu.
c.
Bunga warna kuning mempunyai kekuatan dewa Siwa.
Umat Hindu berkeyakinan bunga itu berfungsi sebagai pendorong do’a
(muspha/trisandya) dan pewangi.
4. KETUPAT
Di dalam hindu roh anak menjelang hari raya pulang ke rumah, sebagai
penghormatan orang tua kepada anak, maka biasanya hindu setelah hari raya dipasang
ketupat di atas pintu dan dibagi-bagikan tetangga.
Dengan penjelasan di atas maka teranglah bahwa ritual-ritual itu bukanlah
sesuatu yang baru dalam agama hindu, dikatakan bid'ah apabila itu dikerjakan
oleh umat islam dan dianggap bagian dari ajaran islam. Seperti yang kita
ketahui agama Islam lahir ribuan tahun setelah adanya agama hindu tersebut.
Hanya saja beberapa "orang hindu" itu menggunakan kalimat TAHLIL (Laa
ilaha illallah) atau membaca surat YASIN pada ritual-ritual tersebut. Jadilah
serupa tapi tak sama dengan ajaran islam. Islam tidaklah mengenal ritual-ritual
tersebut, tidak ditemukan dalilnya baik di dalam al-qur'an, al-hadits mahupun
ijma' para sahabat. Meminjam istilah fiqih "laukana
khairan Lasabaquunaa ilaihi" (kalaulah seandainya perbuatan / amal itu
baik, tentulah para sahabat mendahului kita mengerjakannya).
Islam adalah agama yang sempurna, tidak perlu lagi ditambah-tambahi dengan
syari'at baru, bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewasiatkan kpd
kita agar menjauhi bid'ah dalam sabdanya:
“Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), karena semua perkara baru (dalam
agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah merupakan kesesatan”.
(HR
Abu Dawud, no. 4607; Tirmidzi, 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya).
“Sesungguhnya
sebaik baik perkataan adalah kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
muhammad sholullah alaihi wasalam, sejelek-jelek perkara adalah yang
diada-adakan, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu
sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka”
(HR
Abu dawud , an-Nasa’i, Ahmad).
Kita tentu tidak mhau agama kita yang mulia ini mengalami nasib serupa seperti
agama-agama samawi lainnya (Yahudi dan Kristen) yang alasan adat budaya telah
mengambil alih dalil-dalil utama kitab suci sendiri, karena alasan menghormati
leluhur dan budaya lokal.
Allah
azza wajalla telah memperingati kita dalam firman-Nya:
”Dan
apabila dikatakan kepada mereka:”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”.
Mereka menjawab :”(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga,
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak
mendapat petunjuk?”
(Qs.
Al-Baqarah:170).
Allah
juga berfirman:
“Dan
janganlah kamu mencampur-adukkan kebenaran dengan kebatilan dan janganlah kamu
sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya”
(Qs.
Al-Baqarah:42).
Allah menyuruh kita untuk tidak boleh mencampuradukkan ajaran agama islam
(kebenaran) dengan ajaran agama Hindu (kebatilan) tetapi kita malah ikut
perkataan manusia bahwa mencampuradukkan agama itu boleh, Apa manusia itu lebih
pintar dari Allah?
Selanjutnya Allah berfirman:
“Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh
yang nyata bagimu”.
(Qs.
Al-Baqarah:208).
Allah menyuruh kita dalam berislam secara kaffah (menyeluruh) tidak
setengah-setengah. Setengah Islam setengah Hindu.