HARI ini 17 Agustus hari kemerdekaan
Indonesia. Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan sebaik saja Jepun keluar dari Indonesia. Belanda datang mahu memerintah semula semua
wilayah asal jajahan. Maka berlaku perang revolusi kemerdekaan.
Saya catatkan sebagian cerita perang kemerdekaan di
Sumatera Barat yang ditulis oleh salah seorang pejuang revolusi kemerdekaan,
al-Marhum Buya Hamka. Catatannya dalam Tafsir al Azhar berkait tafsir ayat-ayat
awal surah al-Anfaal. Izinkan saya memetik catatan perjuangan berdarah demi
kemerdekaan tanah air itu.
“…teringat
penulis tafsir Al Azhar ini suatu hal yang pernah kejadian pada 17 haribulan
Januari 1949, seketika tentara Kolonial Belanda melancarkan serangan dan serbuan
besar kepada Republik Indonesia yang berjuang mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia.
“Belanda
telah mendapat tahu dari spion-spionnya bahawa di Situjuh (Payakumbuh) sedang
bermesyuarat beberapa pemimpin Gerilya Republik. Tempat itu segera mereka kepung, pada malam
hari dan mereka tunggu sampai siang hari supaya mudah menangkap hidup atau
membunuh pemimpin-pemimpin itu.
“Setelah
pahlawan-pahlawan yang terkepung itu
bangun pagi-pagi hendak mengambil air sembahyang, untuk sembahyang Subuh,
seorang di antaranya melihat musuh telah mengepung tempat persembunyian mereka
itu dan moncong senapang telah dihadapkan kepada mereka. Musuh bersorak menyerukan agar mereka
menyerah. Tetapi tidak seorang juapun
yang berniat hendak menyerah, bahkan hendak melawan. Melawan sambil lari meninggalkan tempat
itu. Tetapi karena ketatnya kepungan,
baru saja mereka bergerak keluar, mereka telah dihujani dengan tembakan dari
segenap penjuru, sehingga hanya beberapa orang saya yang bisa berlepas diri,
lari dengan sembunyi-sembunyi dari satu selokan air. Maka tewaslah 9 orang di antara mereka. Di
antaranya ialah Bupati Harisun. Pimpinan Pertahanan Rakyat Khatib Sulaiman,
Letnan Munir Latif dan Sersan Tantawi Mustafa.”
Demikianlah harga kemerdekaan yang dibayar dengan
darah, agar anak bangsa yang hidup
kemudian hari dapat menikmati kebebasan hidup bernegara sebagai bangsa merdeka
dan berdaulat seperti bangsa-bangsa lain di dunia.
Kepada mereka yang terkorban demi maruah agama dan
negara, kita doakan semoga Allah mengampuni dan merahmati mereka!
Kekal merdeka.