ADAT
pengantin bersanding dikatakan adat Hindu, ya orang tidak banyak
membantah. Adat mandi safar juga dikatakan berasal daripada Hindu, ya
orang pun mudah melupakannya. Adat kenduri arwah berdasarkan hari-hari
tertentu dikatakan daripada amalan Hindu kuno? Ohhh, ada orang agama
mengatakan “Janganlah suka mempertikaikan amalan yang sudah mantap dalam
agama (Islam). ”Sebenarnya iblis sudah membelit kepercayaannya dan menjadikan
kenduri arwah itu indah. Mari kita temukan sumber atau sejarahnya.
Bismillah,
Kita
mengenal sebuah ritual keagamaan di dalam masyarakat muslim ketika terjadi
kematian adalah menyelenggarakan selamatan kematian/kenduri
kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari
ke 7, 40, 100, dan 1000 harinya. Di sini kami mengajak anda untuk mengkaji
permasalahan ini secara praktis dan ilmiah.
Setelah
diteliti ternyata amalan selamatan kematian / kenduri kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa
dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 hari, bukan berasal
dari Al Quran, Hadits (sunah rasul) dan juga Ijma Sahabat, malah kita bisa
melacaknya (mencarinya) di kitab-kitab agama hindu.
Disebutkan
bahwa kepercayaan yang ada pada sebagian ummat Islam, orang yang meninggal jika
tidak diadakan selamatan (kenduri: 1 hari, 3 hari, 7 hari, 40 hari dan
seterusnya /red. ) maka rohnya akan gentayangan adalah jelas-jelas berasal dari
ajaran agama Hindu. Dalam agama Hindu ada syahadat yang dikenal dengan Panca
Sradha (Lima Keyakinan). Lima keyakinan itu meliputi percaya kepada Sang
Hyang Widhi, Roh leluhur, Karma Pala, Samskara, dan Moksa. Dalam
keyakinan Hindu roh leluhur (orang mati) harus dihormati karena bisa menjadi
dewa terdekat dari manusia [Kitab Weda Smerti Hal. 99 No.
192]. Selain itu dikenal juga dalam Hindu adanya Samskara (menitis/reinkarnasi)].
Dalam
Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti hal. 99, 192, 193 yang
berbunyi: “Termashurlah selamatan yang diadakan pada hari pertama, ketujuh,
empat puluh, seratus dan seribu”.
Dalam
buku media Hindu yang berjudul : “Nilai-nilai Hindu dalam budaya Jawa, serpihan
yang tertinggal” karya: Ida Bedande Adi Suripto, ia mengatakan: “Upacara
selamatan untuk memperingati hari kematian orang Jawa hari ke 1, 7, 40, 100,
dan 1000 hari, jelas adalah ajaran Hindu”.
Telah
jelas bagi kita pada awalnya ajaran ini berasal dari agama Hindu, selanjutnya
umat islam mulai memasukkan ajaran-ajaran islam dicampur kedalam ritual ini.
Disusunlah rangkaian wirid-wirid dan doa-doa serta pembacaan Surat Yasin kepada
si mayit dan dipadukan dengan ritual-ritual selamatan pada hari ke 7, 40, 100,
dan 1000 yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi dan para sahabatnya. Apakah
mencampur-campur ajaran seperti ini diperbolehkan?
Iya,
campur mencampur ajaran ini tanpa sadar sudah diajarkan dan menjadi keyakinan
nenek moyang kita dulu yang ternyata sebagian dari kaum muslimin pun telah
mewarisinya dan gigih mempertahankannya.
Lalu
apakah kita lebih memegang perkataan nenek moyang kita daripada apa-apa yang di
turunkan Allah kepada RasulNya?
Allah
berfirman :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا
أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا
أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ
”Dan
apabila dikatakan kepada mereka :”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”.
Mereka menjawab :”(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga,
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak
mendapat petunjuk?” (QS Al Baqoroh ayat 170)
Allah
berfirman :
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ
وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan
janganlah kamu mencampuradukkan Kebenaran dengan Kebatilan dan janganlah kamu
sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya”(QS Al Baqarah 42)
Allah
subhanahu wa ta’ala menyuruh kita untuk tidak boleh mencampuradukkan ajaran
agama islam (kebenaran) dengan ajaran agama Hindu (kebatilan) tetapi kita malah
ikut perkataan manusia bahwa mencampuradukkan agama itu boleh, Apa manusia itu
lebih pintar dari Allah?
Selanjutnya
Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا
فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ
عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh
yang nyata bagimu”.[QS. Albaqoroh : 208].
Allah
menyuruh kita dalam berislam MENYELURUH, tidak setengah-setengah…
TIDAK
SETENGAH HINDU…SETENGAH ISLAM…
Allahul
musta’an