BUKA saja FB mesti ada saja berita berbentuk
persoalan yang menggamit perasaan orang. Berita yang sensitif, menggugah
pemikiran dan mencemaskan perasaan orang. Jika yang menulisnya adalah orang
yang sekolahnya separuh jalan, mudahlah difahami mengapa dia menulis
kabar-kabar yang sensasi. Apabila yang menulisnya adalah ahli agama yang
menasihati orang mengenai dosa di FB, apa artinya lagi?
Tidak perdulilah siapakah mereka, bahwa Allah sudah
memaklumkan bahwa jika ada orang fasik membawa kabar berita, telitilah
kebenarannya. Teliti, bukan semudahnya ‘kongsi’
dalam laman internetnya untuk ditatap pula oleh rakan-rakan FB atau netzen
lain.
Terbukti
sudah, akhirnya kabar berita yang dipanjang-panjangkan itu hanya omongan
kosong seperti dimulakan oleh syaitan berjanggut, yang sangat dipercayai. Tidak pula yang menyebarkan kabar itu memohon
maaf. Oh tidak sama sekali, kerna syaitan tidak memberi nasihat begitu.
Maksud ayat 6 surah Al Hujurat, “Wahai orang yang beriman, jika
seorang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya
agar kamu tidak mencelakakan satu kaum kerna kebodohan (kecerobohan), yang
akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”
Mudah sekali untuk memahami ayat di atas. Nyata
seruan itu hanya…hanya…hanya untuk orang yang beriman. Yang tidak menyelidiki kabar, jelas dia bukan
yang Allah sebutkan orang beriman. Satu
tanda lagi orang beriman ialah, jika dia sudah tersasar menyebarkan kabar
goblok itu dia pasti menyesal. Menyesal berarti taubat, tidak mahu melakukannya
lagi. Menyesal juga berarti dia memohon maaf atas kebiadabannya menjadi salah
satu mata rantai berita kotor!
Yang tidak beriman akan terus menanti kabar-kabar
baru guna mencemaskan sebanyaknya umat manusia. Syaitan tetap di sisinya dengan
nasihat yang besar. Dan sekalipun dia
sadar, kebodohannya itu menyebabkan masyarakat rosak, tidak ada kemaafan. Itu
tanda besar dia sendiri adalah orang yang fasik!
Moga terhindar daripada kejahatan dan kegopohan
seperti hari-hari mendatang.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan