Pengikut

Jumaat, Oktober 05, 2012

KENDURI tahlil 7, 40, 100 hari itu pusaka Hindu!


ADAT pengantin bersanding dikatakan adat Hindu, ya orang tidak banyak membantah.  Adat mandi safar juga dikatakan berasal daripada Hindu, ya orang pun mudah melupakannya.  Adat kenduri arwah berdasarkan hari-hari tertentu dikatakan daripada amalan Hindu kuno?  Ohhh, ada orang agama mengatakan “Janganlah suka mempertikaikan amalan yang sudah mantap dalam agama (Islam). ”Sebenarnya iblis sudah membelit kepercayaannya dan menjadikan kenduri arwah itu indah.  Mari kita temukan sumber atau sejarahnya.

Bismillah,
Kita mengenal sebuah ritual keagamaan di dalam masyarakat muslim ketika terjadi kematian adalah menyelenggarakan selamatan kematian/kenduri kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 harinya. Di sini kami mengajak anda untuk mengkaji permasalahan ini secara praktis dan ilmiah.

Setelah diteliti ternyata amalan selamatan kematian / kenduri  kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 hari, bukan berasal dari Al Quran, Hadits (sunah rasul) dan juga Ijma Sahabat, malah kita bisa melacaknya (mencarinya) di kitab-kitab agama hindu.

Disebutkan bahwa kepercayaan yang ada pada sebagian ummat Islam, orang yang meninggal jika tidak diadakan selamatan (kenduri: 1 hari, 3 hari, 7 hari, 40 hari dan seterusnya /red. ) maka rohnya akan gentayangan adalah jelas-jelas berasal dari ajaran agama Hindu. Dalam agama Hindu ada syahadat yang dikenal dengan Panca Sradha (Lima Keyakinan). Lima keyakinan itu meliputi percaya kepada Sang Hyang Widhi, Roh leluhur, Karma Pala, Samskara, dan Moksa. Dalam keyakinan Hindu roh leluhur (orang mati) harus dihormati karena bisa menjadi dewa terdekat dari manusia [Kitab Weda Smerti Hal. 99 No. 192]. Selain itu dikenal juga dalam Hindu adanya Samskara  (menitis/reinkarnasi)].

Dalam Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti hal. 99, 192, 193 yang berbunyi: “Termashurlah selamatan yang diadakan pada hari pertama, ketujuh, empat puluh, seratus dan seribu”.

Dalam buku media Hindu yang berjudul : “Nilai-nilai Hindu dalam budaya Jawa, serpihan yang tertinggal” karya: Ida Bedande Adi Suripto, ia mengatakan: “Upacara selamatan untuk memperingati hari kematian orang Jawa hari ke 1, 7, 40, 100, dan 1000 hari, jelas adalah ajaran Hindu”.

Telah jelas bagi kita pada awalnya ajaran ini berasal dari agama Hindu, selanjutnya umat islam mulai memasukkan ajaran-ajaran islam dicampur kedalam ritual ini. Disusunlah rangkaian wirid-wirid dan doa-doa serta pembacaan Surat Yasin kepada si mayit dan dipadukan dengan ritual-ritual selamatan pada hari ke 7, 40, 100, dan 1000 yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi dan para sahabatnya. Apakah mencampur-campur ajaran seperti ini diperbolehkan?

Iya, campur mencampur ajaran ini tanpa sadar sudah diajarkan dan menjadi keyakinan nenek moyang kita dulu yang ternyata sebagian dari kaum muslimin pun telah mewarisinya dan gigih mempertahankannya.

Lalu apakah kita lebih memegang perkataan nenek moyang kita daripada apa-apa yang di turunkan Allah kepada RasulNya?

Allah berfirman :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ
”Dan apabila dikatakan kepada mereka :”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”. Mereka menjawab :”(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (QS Al Baqoroh ayat 170)

Allah berfirman :
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah kamu mencampuradukkan Kebenaran dengan Kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya”(QS Al Baqarah 42)

Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh kita untuk tidak boleh mencampuradukkan ajaran agama islam (kebenaran) dengan ajaran agama Hindu (kebatilan) tetapi kita malah ikut perkataan manusia bahwa mencampuradukkan agama itu boleh, Apa manusia itu lebih pintar dari Allah?

Selanjutnya Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”.[QS. Albaqoroh : 208].

Allah menyuruh kita dalam berislam MENYELURUH, tidak setengah-setengah…
TIDAK SETENGAH HINDU…SETENGAH ISLAM…
Allahul musta’an

Sumber: Catatan Al Akh Aris Diansah dengan judul asli “Ajaran Gado-gado (Hindu-Islam)” http://www.facebook.com/notes/aris-diansah/ajaran-gado-gado-hindu-islam/439464374660 

4 ulasan:

  1. amalan ini memang sukar dihapuskan kerana para ulamak juga terlibat sama melindungi nya, saya sendiri sukar untuk menolak apabila ada saudara mara menjemput untuk kenduri tahlil arwah demi menjaga keharmonian. Harap saudara tidak berputus asa dalam perjuangan ini dan harapan kita supaya amalan tambahan yang mengarut seperti dapat di hapuskan.

    BalasPadam
  2. hanya ada 2 jalan sahaja jalan allah iaitu al quran dan sunnah rasul pilihannya dan satu lagi jalan ialah jalan iblis dan pengikut2nya yang terdiri dari jin dan manusia yang bertujuan untuk menyesatkan manusia , oleh sebab itu nabi berpesan dalam khutbahnya yang terakhir berpegang teguhlah pada al quran dan sunnah rasulnya pasti tidak akan tersesat salamanya . malah nabi tak berpesanpun supaya berpegang dengan hadisnya , itu yang pelik masyarakat melayu , dia mengaku islam tapi tak mahu memahami kitab orang islam asyik berlagu saja , padahalnya al quran bukan koleksi lagu2 tapi ianya ilmu petunjuk hidup dari allah yang mahir dalam menyelesaikan masalah2 manusia ciptaannya . pelik2 kalau buku ilmiah lain bersungguh2 kita mempelajarinya , memahaminya , tapi bila buku sehebat al quran itu kita tak mahu memahaminya , pelik2 buang tabiat manusia agaknya....?????

    BalasPadam
  3. kenapa perlu tolak..jika ia kearah kebaikkan..

    BalasPadam
  4. kita jangan ngotot bahwa kenduri itu bid'ah jelek...... bagi yang tidak percaya dipersilahkan mati dulu dan tunggu apakah doa orang yang hidup itu sampai atau tidak. bagi yang percaya dipersilahkan untuk mempertahankan karena Nabi dan para shohabat sering melakukan tawasul. tentang hari2 arwah yang dikatakan kepercayaan hindu, mungkin betul.... tapi orang hindu tak mungkin baca tahlil atau yasin, ya kan.... jadi kita patut senang dan bangga karena kebiasaan hindu mampu dirubah menjadi kebiasaan yang islami.... dan tapi bagi faham wahabi tetap itu tidak benar.... jadi orang wahabi mestinya keluar dari indonesia dan masuk ke negara asalnya.... arab saudi......baru aman.

    BalasPadam