Pengikut

Khamis, Disember 29, 2016

SYIRIK dan bid'ah - jalan syaitan


SUATU ketika  Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkisah,

خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هذه سبل و عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah garis lurus bagi kami, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan Allah’, kemudian beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan (yang banyak). Pada setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan itu,’  kemudian beliau membaca,

{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}

‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya’” ([Al An’am: 153] Hadits shahih diriwayatkan oleh Ahmad dan yang lainnya)

Para imam tafsir menjelaskan bahwa pada ayat ini, Allah Tabaraka wa Ta’ala menggunakan bentuk jamak ketika menyebutkan jalan-jalan yang dilarang manusia mengikutinya, yaitu {السُّبُلَ}, dalam rangka menerangkan cabang-cabang dan banyaknya jalan-jalan kesesatan. Sedangkan pada kata tentang jalan  kebenaran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan bentuk tunggal dalam ayat tersebut, yaitu {سَبِيلِهِ}. karena memang jalan kebenaran itu hanya satu, dan tidak berbilang.  (Sittu Duror, hal.52).

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Dan ini disebabkan, karena jalan yang mengantarkan (seseorang) kepada Allah hanyalah satu. Yaitu sesuatu yang dengannya, Allah mengutus para Rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya. Tiada seorangpun yang dapat sampai kepada-Nya, kecuali melalui jalan ini” (Sittu Duror, hal.53).

Jika Anda ingin tahu apa itu jalan kebenaran yang hanya ada satu tersebut? Jawabannya adalah jalan yang pernah ditempuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, itulah satu-satunya jalan yang bisa mengantarkan seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah menjelaskan bahayanya tidak mengetahui jalan kebenaran ini, beliau mengatakan,

الجهل بالطريق و آفاتها و المقصود يوجب التعب الكثير، مع الفائدة القليلة

“Ketidaktahuan terhadap jalan kebenaran ini dan rintangan-rintangannya, serta tidak memahami maksud dan tujuannya, akan menghasilkan kepayahan yang sangat, disamping itu faedah yang didapatkanpun sedikit” (Sittu Duror, hal. 54). 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan jalan yang lurus tersebut dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,

تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِيْ

“Aku tinggalkan untuk kalian sesuatu. Jika kalian berpegang teguh kepadanya, kalian tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku” (Diriwayatkan Imam Malik dan yang lainnya, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).

Sumber: http://muslim.or.id/25459-jalan-kebenaran-hanya-satu-1.html

Ahad, Disember 25, 2016

HARI NATAL vs akidah muslim

Foto hanya hiasan
HARI Natal Nasrani itu tanggal 25 Disember. Hari Natal itu hari agung, penuh kebesaran dan kemegahan kepada penganut agama Nasrani. Orang Nasrani itu mengatakan menyembah tuhan iaitu Allah. Itu sama seperti umat Islam yang menyembah Allah sebagai Tuhan yang menguasai segala-gala yang ada dalam alam ini.

Muslim kental berakidah Allah Dialah satu-satunya Tuhan, yang tidak menyamai dengan apa-apa pun yang pernah dipikirkan oleh manusia. Oleh itu apabila umat Nasrani mengatakan Allah itu tiga ialtu Allah bapa, Allah anak iaitu Yesus (Nabi Isa) dan Allah bundanya Yesus, ini sangat berlawanan dengan ayat-ayat al-Quran bahwa Allah itu satu atsu esa.

Al-Quran sangat jelas menceritakan kedurjanaan orang Nasrani mengubah ajaran suci Nabi Isa kepada satu ajaran Allah itu tiga. Dan al-Quran juga menjelaskan orang Nasrani yang berakidah triniti itu sungguh mahu umat Islam menjadi seperti mereka.

Al-Ma'idah: 73 "Sungguh telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu adalah satu daripada tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti (bertaubat) daripada apa yang mereka katakan, pasti orang-orang kafir di antara mereka adan ditimpakan azab yang pedih."

Al-Baqarah: 109 "Banyak antara ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) ingin sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu (muslim) setelah kamu beriman menjadi kafir kembali kerna rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka....)

Akidah Nasrani yang direka setelah ketiadaan Yesus (Nabi Isa) ialah Allah itu ialah Yesus. Allah menjelma dalam Yesus untuk menebus dosa Adam yang melanggar perintah Allah di surga. Oleh itu sesiapa yang menerima Yesus sebagai Allah berarti orang itu telah terselamat daripada dosanya Adam. Oleh itu mereka sangat berharap setiap muslim menerima ketuhanan Yesus. Dan mereka menjadiksn tanggal 25 Disember.

Hari Natal itu adalah kemuncak kegembiraan penerimaan Yesus sebagai tuhan yang dikatakan menyelamat manusia daripada dosa.  Apakah muslim yang utuh akidah dan imannya kepada Allah Tuhan yang Esa bisa bermuka manis berjabat tangan melafazkankan "Selamat Hari Natal"?

Kecuali dia seorang muslim yang tidak sadar apa-apa perbedaan antara iman dan kufur, maka dia akan bergelumang dalam apa juga kaitan hari perayaan kaum yang kufur itu.

Rabu, Disember 21, 2016

BANYAK celana berlipat ketika shalat


SOALAN
Ustadz, bagamaimana hukum menggulung pakaian ketika sholat? Sebagai contoh, ada orang yang memakai celana isbal, lalu ketika sholat ia gulung diatas mata kaki? Dan juga, orang yang memakai baju lengan panjang, lalu lengan panjangnya dilipat menjadi pendek? mohon jawabannnya, Ustadz.... Barokallohu fiik


Jawabnya:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Larangan mengumpulkan kain yakni melipatnya ketika shalat didasari oleh hadits shahih berikut:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الجَبْهَةِ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَاليَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ، وَأَطْرَافِ القَدَمَيْنِ وَلاَ نَكْفِتَ الثِّيَابَ وَالشَّعَرَ

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Aku diperintah (oleh Allah) untuk bersujud pada tujuh tulang, yaitu pada dahi –dan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menunjuk dengan tangannya pada hidung beliau-, dua (telapak) tangan, dua lutut, dan ujung-ujung dua telapak kaki. Dan kami tidak (boleh) menahan pakaian dan rambut”. HR. Bukhari no.812 dan Muslim no.490

Imam Nawawi berkata: Ulama' bersepakat tentang larangan seseorang shalat sedangkan pakaiaan atau lengan bajunya tergulung....semua ini terlarang dengan kesepakatan ulama', Makruh di sini adalah makruh Tanziih (bukan keharaman.pent), seandainya seseorang shalat dan keadaannya seperti itu maka dia telah berbuat buruk akan tetapi shalatnya tetap sah. Al-Minhaaj syarh shahih Muslim bin Al-hajjaaj oleh imam An-Nawawi 4/209

Telah jelas pula larangan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengenai Isbal, Beliau bersabda:

مَا أَسْفَلَ مِنَ الكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِي النَّارِ

Kain yang panjangnya di bawah mata kaki tempatnya adalah neraka. HR. Bukhari no.5787

orang yang memanjangkan kainnya hingga melampaui mata kaki maka dia telah melanggar larangan Rasul shallallahu alaihi wa sallam baik dia dalam keadaan shalat atau tidak, jika dia dalam keadaan shalat melipat kainnya supaya tidak Isbal maka dia di sisi lain terkena larangan mengumpulkan (melipat) kain saat shalat sebagaimana disebutkan haditsnya di atas.

Kala itu larangan yang lebih keraslah yang harus dihindari, dan larangan yang lebih keras adalah larangan menjulurkan kain sampai melebihi mata kaki (Isbal), perbuatan ini termasuk dosa besar, sehingga orang yang Isbal hendaknya menggulung kainnya supaya bisa diatas mata kaki.

Meski demikian ini bukan berarti pembolehan bagi orang-orang untuk melakukan Isbal. Karena Isbal terlarang baik itu ketika shalat atau di luar shalat.

(Sumber: Sahabat sunah Indonesia)

Ahad, Disember 18, 2016

"BEBASKAH kerna tidak Islam?"

Foto hanya hiasan
APA maksud tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam?  Telah masyhur ayat  al-Quran " tiada paksaan dalam agama". Itu ayat 256 surah al-Baqarah.  Mungkin saja Allah memberi kebebasan mutlak kepada manusia untuk memilih atau menolak beragama Islam.  Kemudian mungkin saja ada orang paham, jika seseorang tidak memilih agama Islam, tentu juga tidak menjadikan satu dosa di sisi Allah sebab Dia sudah memberi kebebasan mahu Islam atau tidak.

Perhatikan maksud penuh ayat itu.  "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam).  Sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar (Islam) dan jalan yang sesat.  Siapa yang ingkar pada taghut dan beriman kepada Allah maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.  Allah Maha Mendengar,  Maha Mengetahui."

Perhatikan sebab turunnya wahyu tersebut.  Ibnu 'Abbas r.a. berkata, 'ada seorang sahabat ansar yang berasal daripada Bani salim bin Auf bernama Hushain. Dia mengajak dua orang anaknya yang beragama Nasrani  untuk masuk Islam.  Namun kedua-dua anaknya menolak ajakan itu.  Hushain pun mengadukan hal itu kepada Rasulullah s.a.w. , 'apakah aku perlu memaksa kedua-dua anakku untuk masuk Islam?'  Atas pertanyaan itu, Allah menurunkan ayat berkenaan." (HR Ibnu Jarir)

Melihat isi ayat Allah dan peristiwa penyebab turunnya  wahyu itu jelas Allah tidak melepaskan percuma orang yang sudah tahu jalan kebenaran Islam dan jalan agama tersesat.  Dakwah atau pengetahuan Islam telah sampai dan orang memilih ikut hawa nafsu - menolak agama Islam, jawabnya orang itu kafir dengan seruan Allah dan rasul-Nya.

Allâh swt berfirman maksudnya,  "Sesungguhnya agama di sisi Allâh ialah Islam… "[Ali ‘Imrân: 19]

Lagi Allâh swt juga berfirman,  "Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi." [Ali ‘Imrân: 85]

Perhatikan penjelasan sikap penganut agama Yahudi dan Nasrani terhadap penganut Islam.

"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan reda kepada kamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allâh itulah petunjuk (yang sebenarnya).’ Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, maka tidak akan ada bagimu Pelindung dan Penolong dari Allâh. [al-Baqarah:  120]

Oleh itu jelas apabila seseorang telah tahu informasi Islam dan agama-agama lain, dia tidak ada kebebasan meninggalkan Islam.  Ini adalah di sisi Allah yang  Dia akan memberi habuan baik atau buruk di akhirat kelak.  Adapun di dunia, manusia muslim kekal tidak dibenarkan memaksa orang bukan Islam memeluk Islam.

Wallahu 'aklam

Jumaat, Disember 16, 2016

DURHAKAI Rasulullah itu kesesatan

Foto hanya hiasan
BAGAIMANA kita mahu tahu dalam keadaan sesat beragama atau dalam kebenaran? Tidak lain, kembali menekuni ajaran Allah dan rasul-Nya.  Daripada itu kita menimbang akidah, ibadah, muamalat , siasah dan munakahat kita cocok atau berlawan dengan ajaran Allah dan rasul-Nya.

Arti firman Allah dalam surah al-Ahzab: 36, "Dan tidak pantas bagi lelaki dan perempuan yang mukmin apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan yg lain bagi urusan mereka. Dan sesiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya, maka sungguh dia telah tersesat dengan sebenar-benar kesesatan."

Apakah sebab ayat di atas diturunkan kepada ar-Rasul s.a.w.?  Dalam hadis sahih riwayat Ath-Tabrani, seorang sahabat Nabi s.a.w. menyatakan satu ketika Rasulullah s.a.w.  meminang Zainab r.a.  Zainab r.a. menduga pinangan oleh Rasulullah s.a.w. adalah untuk baginda sendiri (maksudnya Rasulullah mahu menjadikan Zainab istri baginda). Zainab mengambil keputusan menolak pinangan itu setelah mengetahui pinangan itu untuk Zaid r.a. Maka turunlah ayat 36 al-Ahzab itu. Setelah turun ayat itu Zainab menerima pinangan itu (untuk bersuamikan Zaid).

Kita maklum bahwa hal peminangan atau munakahat lebih pada hal keduniaan. Barangkali kerna hal keduniaan maka Zainab menolak keputusan Rasulullah untuk menjodohkan dirinya dengan Zaid bin Harisah (anak angkat Rasulullah).  Rupa-rupanya Allah terus menegur bahwa kalau memang orang itu beriman, apa saja yang diputuskan oleh Allah dan rasul-Nya maka tidak bisa diingkari.  Allah sebut sesiapa yang ingkar atau durhaka maka dia dalam sebenar-benar kesesatan. Sesat apa? Sesat beragama, seperti kesesatan sebagai penyembah berhala sedangkan tahu ada sebenar-benar Tuhan iaitu Allah swt.

Bagaimana orang jaman gawat berpolitik tidak menerima keputusan Rasulullah s.a.w. agar memberi ketaatan kepada pemerintah muslim  sekali pun jelas ada kebaikannya, dan sisi lain ada yang dikatakan jahat.

Rasulullah s.a.w. bersabda :

إِنَّكُمْ سَتَلْقَوْنَ بَعْدِيْ أَثَرَةً فَاصْبِرُوْا حَتَّى تَلْقَوْنِيْ عَلَى الْحَوْضِ

“Sesungguhnya kalian nanti akan menemui atsarah (iaitu pemerintah yang tidak memenuhi hak rakyat ). Maka bersabarlah hingga kalian menemuiku di haudh” [HR. Al-Bukhari no. 7057 dan Muslim no. 1845].

Al-Imam An-Nawawi rhm berkata,
“Di dalam (hadis) ini terdapat anjuran untuk mendengar dan taat kepada pemerintah, walaupun ia seorang yang zalim dan sewenang-wenang. Maka berikan haknya (sebagai pemimpin) iaitu berupa ketaatan, tidak keluar ketaatan daripadanya, dan tidak menggulingkannya. Bahkan (perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim adalah) dengan sungguh-sungguh lebih mendekatkan diri kepada Allah ta’ala supaya Dia menyingkirkan gangguan / siksaan darinya (pemerintah itu. Pen.), menolak kejahatannya, dan agar Allah memperbaikinya (kembali taat kepada Allah meninggalkan kezalimannya)”
 [Syarh Shahih Muslim lin-Nawawi, 12/232].

Wallahu 'aklam

BOLEHKAH muslim ucapkan Merry Christmas?

Mengucapkan Selamat Natal dan Merayakan Natal Bersama

Berikut adalah fatwa ulama besar Saudi Arabia, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah, dari kumpulan risalah (tulisan) dan fatwa beliau (Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin), 3/28-29, no. 404.

Muslim  rayakan idulfitri dan iduladha saja
Beliau rahimahullah pernah ditanya,
“Apa hukum mengucapkan selamat natal (Merry Christmas) pada orang kafir (Nashrani) dan bagaimana membalas ucapan mereka? Bolehkah kami menghadiri acara perayaan mereka (perayaan Natal)? Apakah seseorang berdosa jika dia melakukan hal-hal yang dimaksudkan tadi, tanpa maksud apa-apa? Orang tersebut melakukannya karena ingin bersikap ramah, karena malu, karena kondisi tertekan, atau karena berbagai alasan lainnya. Bolehkah kita tasyabbuh (menyerupai) mereka dalam perayaan ini?”

Beliau rahimahullah menjawab :
Memberi ucapan Selamat Natal atau mengucapkan selamat dalam hari raya mereka (dalam agama) yang lainnya pada orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca : ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya ‘Ahkamu Ahlidz Dzimmah’. 

Beliau (Ibnul Qayyim. Pen.) rahimahullah mengatakan,
“Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya.” Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.

Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta’ala.” –Demikian perkataan Ibnul Qoyyim rahimahullah–

Dari penjelasan di atas, maka dapat kita tangkap bahwa mengucapkan selamat pada hari raya orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan. Alasannya, ketika mengucapkan seperti ini berarti seseorang itu setuju dan ridho dengan syiar kekufuran yang mereka perbuat. Meskipun mungkin seseorang tidak ridho dengan kekufuran itu sendiri, namun tetap tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk ridho terhadap syiar kekufuran atau memberi ucapan selamat pada syiar kekafiran lainnya

Khamis, Disember 15, 2016

MAKA ahli agama itu diseret syaitan

SESUNGGUHNYA syaitan adalah musuh kamu (manusia) yang nyata" (maksud surah Yusuf:05) Musuh artinya suatu yang tugasnya menewaskan manusia.


Jika manusia mahu kebaikan, maka syaitan akan menewaskannya, sehingga manusia lebih suka keburukan.  Jika manusia mahu mentauhidkan Allah, maka syaitan akan menewaskannya sehingga manusia itu berada dalam kesyirikan kepada Allah.  Apa saja kemahuan manusia untuk menyahut seruan Allah iaitu 'bertakwa' maka pasti syaitan akan mengitari manusia itu sehingga manusia itu pasti bukan dalam kehidupan yang bertakwa kepada Allah.

Perhatikan perkabaran Allah dalam al-quran berkaitan syaitan yang sangat jelas mahu menjerumuskan manusia dalam kebinasaan dunia dan akhirat.

"... (syaitan) itu mengatakan, 'pasti aku akan mengambil bahagian tertentu daripada hamba-hamba-Mu' " (surah an-Nisaa: 118)

"(Syaitan) itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong kepada mereka, padahal syaitan itu hanya menjanjikan penipuan kepada mereka." (An-Nisaa: 120)

Dalam Perang Uhud satu pasukan yang telah ditarbiyah oleh Rasulullah pun berjaya diperdaya syaitan. "....Sesungguhnya mereka digelincirkan oleh syaitan disebabkan sebagian kesalahan (dosa) yang dibuat (pada masa lalu) tetapi Allah benar-benar telah memaafkan mereka..." (surah Ali Imran: 155).

Ayat 268 surah al-Baqarah pula syaitan menjanjikan kemiskinan kepada manusia dan menyuruh kita bersifat kikir atau kedekut.

Begitulah citra dan kerja-kerja musuh utama manusia. Dari sudut mana pun syaitan akan masuk membelit manusia sehingga manusia itu tewas dan nanti bersamanya dalam kehinaan hari akhirat.

Buku Talbis Iblis buah tangan ulama besar abad keenam Hijrah, Ibnu Jauzi menelusuri banyak hal kehidupan yang tidak disangka-sangka, rupanya masih tidak terlepas bidikan sang syaitan. Berusahalah menghabisi pembacaan buku ini untuk mengkoreksi diri sendiri, di manakah kita telah ditewaskan oleh syaitan.

Isnin, Disember 12, 2016

DALIL Maulud Nabi itu mimpinya Ibnu Abbas r.a.

Maulud Nabi di Malaysia
BULAN ini banyak cerita Maulidur Rasul atau dahulu disebut Maulud Nabi.  Dahulu-dahulu tidak ada ayat yang kritikal terhadap majlis ini. Jaman sudah banyak orang pinter dan universiti, maka patutlah ilmu bercambah dan membiak dalam masyarakat.  Membahas Maulud Nabi itu sunah atau bid'ah itu normal dalam masyarakat yang berbilang ilmu dan pengalaman.  Jika tidak mahu mengharungi diskusi dan debat, janganlah hantar anak-anak ke sekolah tinggi.

Ini cerita yang saya kutip daripada pidato Maulud Nabi di masjid. Pemidato memberi dalil mimpi seorang Sahabat Nabi iaitu Ibnu Abbas r.a..  Katanya, Ibnu Abbas telah bermimpi ketemu penentang Nabi iaitu Abu Lahab!  Ibnu Abbas dikabarkan oleh Abu Lahab bahwa setiap hari Isnin, iaitu hari lahirnya Muhammad (Nabi s.a.w.), dia diringankan azabnya dalam neraka kerna dahulu pada saat mendengar kabar kelahiran Muhammad dia sangat suka dan kerna itu dia membebaskan seorang hamba atau budak yang dimilikinya.

Ulasan pemidato itu antar lain ialah: Jika orang yang paling kuat menantang Nabi s.a.w. mendapat syafaat kerna meraikan hari lahir Nabi, tentulah kita yang beriman kepada Nabi s.a.w. lebih berhak mendapat kebaikan apabila meraikan hari lahir Nabi iaitu Maulud Nabi.

Biarlah ilmuan membahas dalil sang pemidato.

Foto-foto yang saya sertakan di sini sudah buat hati rasa sebel.  Apakah ini caranya merayakan Maulud Nabi, jika pihak yang mahu mengekalkan perayaan itu melaksanakannya? Apakah di Malaysia akan menuruti caranya di Jogja?

Maulud Nabi di Jogjajakarta


Selasa, November 29, 2016

PESAKIT yang derita dan bahagia


PENGALAMAN menziarahi orang sakit. Ada pengajaran besar untuk yang masih muda dan sihat, agar dapat merancang masa depan, atau masa yang mungkin tidak sihat kelak.

Pesakit satu.
Dia seorang lelaki berusia 52 tahun, masih bujang dan tinggal berdua dengan seorang adik lelakinya yang juga masih bujang.  Mereka empat beradik sudah tidak punya ibu bapa. Seorang adik perempuannya telah berkahwin dan mengikuti suaminya.  Saya menziarahinya bersama beberapa orang mantan teman sekolah pesakit.  Daripada perbualan mereka dapatlah maklumat-maklumat berkenaan diri pesakit.

Apa yang berlaku? Pesakit ini terlantar saja di kasur seorang diri di rumah.  Adiknya hanya menguruskan si abang yang sakit pada waktu pagi sebelum keluar bekerja yang sore hari atau malam baru pulang.  Maka setiap pagi, diurus yang wajib saja seperti memberi sarapan yang boleh dimakan abangnya dan menggantikan lampin dewasanya.  Keadaan rumah agak tidak terurus dengan ada bau kurang enak. Lalat pula banyak di ruang tempat pesakit terbaring.

Saya mendengar mantan teman-teman sekolahnya dahulu mencadangkan agar dia berbincang dengan adiknya untuk mencari seorang pembantu peribadi, meladeni dirinya yang terlantar sakit dan mengemas rumah.  Maklumatnya, pesakit punya wang simpanan puluhan ribu ringgit. Rupa-rupanya si pesakit dan adiknya ada masalah komunikasi, yang menyukarkan sebarang keputusan penting.  Jadinya, begitulah dia terlantar, sampai kapan?

Pesakit dua.
Dia lelaki berusia 55 tahun menderita sakit kanser. Telah berbulan-bulan terlantar. Yang terakhir ini deritanya semakin kuat. Dia sudah tidak berupaya menyedut air minumnya sendiri. Isteri atau anaknya membuat semburan air ke dalam mulut untuk menghilangkan dahaganya. Tidak ada suara apa, hanya bahasa isyarat tangan kiri.

Mudah bicara, pesakit ini ekonominya cukup makan. Hidup menyewa rumah kecil sederhana yang di bagian depan rumahnya dijadikan bengkel membaiki motorsikal.  Isteri dan anak lelaki remajanya menjadikan bengkel itu sebagai sumber sara hidup.  Jangan tanya berapa puluh ribu ringgit dalam akaun peribadinya.

Begitu kehidupan keluarga ini, si pesakit dilayan sangat baik dan sempurna oleh isteri dan anak-anaknya. Isteri tetap memanggilnya “Ada apa Yang.., Yang nak apa?”  panggilan yang manja tentunya semenjak mereka bergelar suami isteri dahulu.  Meskipun rumahnya kecil tidak ada perabot bagus-bagus, tetapi seekor lalat pun tidak ada berterbangan di sisi pesakit.  Tidak ada bau kurang enak walaupun ada luka pesakit di kedua-dua kakinya.



Begitulah kisah keluarga orang sakit.  Daripada dua kisah itu, kehidupan masa senyum dan tawa akan membawa kesan pada jaman hidup meratap hiba.  Beruntunglah kehidupan pesakit kedua yang sederhana hidup tetapi kekal bahagia dan tabah pada saat orang memerhati hidupnya dengan air mata.

Kepada Allah dipanjatkan doa untuk kedua-duanya. Semoga kekal beriman dan bersabar dengan ujian Allah.

Sabtu, November 26, 2016

SULTAN, PM dan MB yang dilindungi Allah


Pada hari yang sangat panas itu, Allah Ta’ala akan memberikan naungan kepada sebagian hamba pilihan-Nya. Tidak ada naungan pada hari itu kecuali naungan-Nya semata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata.
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata.

1. Imam (pemimpin) yang adil.

2. Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya.

3. Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.

4.  Dua orang yang saling mencintai karena Allah, dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah.

5. Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan: “Sungguh aku takut kepada Allah.”

6. Seseorang yang bershodaqoh lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.

7.   Dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, II/143 – Fat-h, dan Muslim, no. 1031).

Jumaat, November 18, 2016

TIGA kalung daripada syaitan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَقِدَ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ
“Syaitan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bahagian belakang) salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatan syaitan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!” Jika ia bangun lalu berdzikir pada Allah, terlepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, terlepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan solat, terlepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas.” (HR. Bukhari no. 1142 dan Muslim no. 776)

Sabtu, November 05, 2016

KIYAI Idrus Ramli akui tahlilan aslinya Hindu Buddha

ULAMA kelahiran Jawa Kiyai Idrus Ramli yang hidup segar dalam budaya masyarakat Jawa mengakui tahlilan arwah itu bersumberkan agama purba Jawa iaitu Hindu Buddha.


"Lakum dinukum waliyadiin" - bagi kamu agamu kamulah, bagi kami agama kamilah.... cukup jelas.

Khamis, November 03, 2016

BERAPA ribu saban tahun orang kita mati lapar?


JIKA seseorang berusia 60 tahun, dan katakan sejak berumur 10 tahun beliau mengenal kenaikan harga barang, tentulah telah 50 tahun tanpa henti beliau menyaksikan kenaikan semua harga barang.  Tanyalah padanya harga sepinggan nasi lemak di sekolahnya dahulu. Dia pasti menjawab “dahulu murah sangat, sepuluh sen sepinggan.”  Walhal sekarang murid di sekolah memberitahu harganya RM1.00.

Apakah sepanjang 50 tahun itu beliau telah menyaksikan sekumpulan dan  sekumpulan manusia segara bergilir-gilir rebah menderita kurang sandang pangan sehingga saban tahun ribuan orang mati akibat kurang zat makan atau kebuluran?  Sepatutnya beliau telah melihat kejadian sadis ini tahun demi tahun kerna tahun demi tahun itulah berlaku kenaikan semua harga barang, suatu yang dikatakan punca rakyat menderita tidak karuan.

Seorang ustaz muda dalam kuliah mingguannya di desa saya memberi ulasan pendek dan ringkas.  Antara lain katanya, “Dahulu dikatakan zaman barang harga murah, dan sekarang harga barang mahal. Namun berapa banyak barang yang dikira mahal dan barang mewah pada zaman dahulu telah menjadi barangan biasa saja hari ini, walaupun orang sekarang merungut harga barang semua mahal.  Bertakwalah kepada Allah, carilah rezeki yang halal semoga mendapat keberkatan Allah.”

Maksud firman Allah, “Sesungguhnya Allah, Dialah yang banyak memberi rejeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.”  - Al-Quran surah Adz-Zariyat: 58

“Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rejeki.” – Al-Quran surah Al-Hajj: 58.

“Dan tidak ada satu pun makhluk yang berjalan di muka bumi ini melainkan Allah yang memberi rejeki kepadanya.” – Al-Quran surah Hudd: 6

Selasa, November 01, 2016

TAHLILAN arwah itu daripada Samaveda Samhita?



ISLAM agama wahyu, yang punya citra tersendiri.  Allah sangat mahu hamba-hamba-Nya yang patuh senantiasa menjaga keberadaan dalam agama yang benar ini. Allah perintahan terus dalam al-Quran atau melalui utusan-Nya, Muhammad Rasulullah s.a.w. agar orang Islam yang beriman teguh dengan citra Islam. Hal ini bermaksud, tidak dapat diterima sama sekali adanya persamaan dengan penganut agama lain yang Allah tidak reda.

Dalam hal ketauhidan, jelas Allah mahu umat Islam berbeda dengan penganut agama lain.  Seruan Tuhan sebenar ialah Allah dan Allah itu tunggal, tidak dilahirkan atau punya keturunan (al-Quran surah al-Ikhlas).  Bahawa Allah itu tidak menyamai apa pun (al-Quran surah Syura: 11).  Walhal penganut agama lain membikin berhala dan gambar yang dikatakan arca tuhan!

Jika orang Yahudi berpuasa, Muhammad Rasulullah s.a.w. mengajarkan amalan bersahur agar berbeda dengan penganut Yahudi.  Jika kaum penyembah berhala itu mencukur jenggot dan membiarkan  kumisnya, maka sekali lagi Muhammad Rasulullah s.a.w. memerintahkan hamba Allah beriman agar menipiskan kumis dan membiarkan jenggotnya panjang.  Ini sebagian kaedah agar jelas siapa orang Islam yang beriman dalam kalangan kelompok manusia lain.

Di Makkah dahulu, telah ada tawaran daripada penyembah berhala agar kompromi atau tolak-ansur antara ibadah menyembah berhala dengan menyembah Allah yang satu. Allah balas terus dengan turunnya surah al-Kafirun: Bagi kamu itu agama kamu, dan bagi kami ini agama kami!  Sangat jelas, tidak ada silang amal ibadah atau penyusupan ibadah penyembah berhala dalam Islam dengan helah berdakwah atau menjaga persaudaraan dalam bangsa.


Lalu mengapa majlis ibadah dalam Hindu seperti peringatan terhadap ruh-ruh orang mati pada hari-hari tertentu disusupkan dengan ayat-ayat al-Quran, dan dikatakan ini sebagai ibadah dalam agama Islam? Lihat saja ibadah tahlilan arwah yang sejarahnya daripada Hindu jaman Majapahit, dipertahankan oleh ustaz dan kiyai! Untuk apa?


sumber tahlilan arwah

Isnin, Oktober 24, 2016

APA contoh saf shalat yang lurus dan rapat?


Cara meluruskan dan merapatkan shaf yang benar

*Daripada Anas bin Malik r.a,  dia berkata:

وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ

“Dahulu (pada masa Nabi) salah seorang dari kami menempelkan pundaknya dengan pundak teman (di sebelah)nya dan tapak kakinya dengan tapak kaki teman (di sebelah)nya.” [HR Al Bukhari (725)]

Daripada An Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

فرأيت الرجل يلزق منكبه بمنكب صاحبه وركبته بركبة صاحبه وكعبه بكعبه

“Saya melihat seseorang menempelkan pundaknya dengan pundak teman (di sebelah)nya, lututnya dengan lutut teman (di sebelah)nya, dan mata kakinya dengan mata kaki teman (di sebelah)nya.” [HR Abu Daud (662)]

Inilah janji yang diberikan kepada orang yang memiliki semangat yang tinggi dalam mengamalkan sunnah Rasulullah-Shallallahu ‘alaihi wasallam-

‘A`isyah -radhiallahu Ta’ala ‘anha- berkata, Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
مَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللهُ بِهَا دَرَجَةً وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

“Barang siapa yang menutupi suatu celah (dalam shaf), niscaya Allah akan mengangkat derajatnya karenanya dan akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga”.

[HR.Ibnu Majah Al-Qozwini dalam Sunan-nya (1004). Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Muhammad Nashir Al-Albany -rahimahullah- dalam Shohih Sunan Ibnu Majah (1004) dan At-Ta’liq Ar-Roghib (1/335) cet. Maktabah Al-Ma’arif , tahun 1421 H]

(Sumber: rakan facebook)

AUDIT total ala-ala di Padang Mahsyar....


SMK Kota Masai 2 di Pasir Gudang sebuah sekolah besar, punya murid melebihi 3000 orang. Namun sekolah ini menjadi pilihan dikunjungi oleh warga pendidik untuk melihat dan memahami bagaimana sekolah harian biasa dapat diurus dengan berkesan dalam semua aspek.

Penulis berkesempatan berkunjung ke sana dan mendengar penerengan oleh Pengetuanya, Haji Rosland Mohd Yusuf anak kelahiran Kuala Kangsar. Idea dan kesungguhan pentadbiran (boleh baca juga kesungguhan politik) beliau berjaya meletakkan institusi pendidikan di bawahnya berada setaraf sekolah biasa yang ternama di Nusantara.

Perkongsian yang paling bagus ialan pelaksanaan ‘audit total’ yang boleh dianggap mengambil konsep pengadilan di Padang Mahsyar pada hari kiamat kelak.   Dalam audit total, kegagalan seseorang murid dalam satu jenis peperiksaan atau suatu mata pelajaran dibedah siasat secara terperinci.  Majlis audit total dipengerusikan oleh Pengetua sendiri, tentunya berfokus kepada seorang murid yang akan disiasat perihal kegagalannya dalam satu subjek pelajaran.

Katakan murid  A Tingkatan Lima gagal dalam Bahasa Melayu. Dalam majlis audit total, murid A akan disoal siasat oleh Pengetua di hadapan Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran, Ketua Panitia dan Guru Bidang Bahasa. Semua jawaban daripada murid A akan dirujuk pula kepada guru-guru yang berada dalam majlsi berkenaan.  Ini bermakna, Guru Bahasa Melayunya akan memberi penerangan tanggung jawabnya selama mengajar murid A, atau tanggung jawab Ketua Panitia itu akan menjelaskan pelaksanaan program panitia kelas berkenaan.

Menurut Haji Roslan, audit total telah membongkar rahsia-rahsia yang mungkin tersembunyi, yang menyebabkan murid A mengalami kegagalan dalam Bahasa Melayu.  Daripada soal siasat terhadap murid A, secara tidak langsung kekuatan dan kelemahan guru-guru yang terlibat termasuk hal-hal di luar kawasan sekolah.

Dengan pelaksanaan audit total, semua pihak berkaitan termasuk ibu bapa murid sekolah sentiasa bersedia untuk menjawab soalan di hadapan Pengetua. Oleh kerna majlis audit total satu perbincangan telus, dan kegagalan bekerja mungkin memalukan diri yang berkenaan, maka individu berkenaan pasti akan bekerja sebaik mungkin.  Hal ini menjadikan murid yang asalnya gagal dalam suatu mata pelajaran juga bersungguh-sungguh di samping guru juga mempersiap kerja dengan baik.


Begitulah perbicaraan dalam audit total yang telus pun menggerunkan murid, guru  dan ibu bapa. Sungguh ini juga satu pengajaran kelak adanya perbicaraan di akhirat  yang lebih telus terhadap semua aspek kehidupan.  Moga kita berfikir daripada perihal kehidupan di dunia lagi.

Ahad, September 18, 2016

LELAKI muslim wajib berjanggut

Lelaki muslim ikuti sunah Nabi s.a.w.
DI MANA-mana pelabuhan udara atau airport kota negara Barat atau  Timur, telah ada  tempat muslim menunaikan shalat. Katakanlah ibadah shalat ini mahu disamakan dengan ritual penyembahan mengikut agama-agama lain seperti Kristian, Hindu dan Buddha,  tidak pula tersedia tempat beribadah untuk penganut-penganut agama lain selain Islam.  Selain kewajiban muslim beribadah di serata dunia sudah diakui dan dihormati, tampak masyarakat antara bangsa menerima perbedaan antara muslim dan bukan muslim.

Penting diketahui bahawa masyarakat dunia yang pelbagai agama itu tidak bersungguh-sungguh mahu kelihatan berbeda antar satu sama lain, seperti penganut Hindu dan Kristian.  Namun mereka menerima jika penganut-penganut semua agama itu dikumpulkan untuk berbeda dengan penganut Islam.  Tersiratnya, inilah kemenangan dan keindahan Islam di pentas antara manusia pelbagai budaya.

Hanya hiasan: Muslim jangan begini
Al-Quran telah awal mendidik muslim agar berbeda akidah apabila muslim menafikan apa-apa ketuhanan (seperti yang dipercayai penganut agama lain), sebaliknya kental mengakui hanya Allah sebagai Tuhan.  Tidak ada toleransi dalam kepercayaan, Islam menolak total unsur ketuhanan dan pemujaan sekalipun terhadap manusia hebat.  Malah Nabi Muhammad sendiri meminta umatnya tidak memuja dirinya seperti kaum Nasrani memuja Nabi Isa al-Maseh.

Surah a-Kafirun  dalam al-Quran sangat jelas membedakan keagamaan ibadah antara Islam dan agama lain.  Kepada muslim, agama kami inilah dan agama kamu itulah. Tidak ada penerimaan kaedah ibadah agama lain dalam Islam melainkan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad s.a.w.  Hal ini mungkin bisa terjadi antara penganut Hindu dan Buddha, dan bukan menjadi kesalahan beragama sesama mereka.

Shalat sebagai tiang utuh beragama tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan muslim seharian. Lima waktu sehari wajib dilaksanakan.  Sebab itulah masyarakat bukan Islam memahami kewajiban ini dan memberikan peluang dan tempat muslim menunaikan kewajiban asasi beragama itu.  Shalat itu dinding pemisah antara muslim dan bukan muslim.  Maksud sabda Nabi s.a.w. “Pemisah antara seorang hamba / manusia (dengan hamba lain), iaitu antara kekufuran dan keimanan adalah shalat.  Apabila dia meninggalkan shalatnya, maka dia melakukan kesyirikan.” (HR At-Tabarani dan disahihkan oleh Al-Albani).

Begitu juga dalam kehidupan bergaul sesama manusia pelbagai agama, muslim diperintahkan membedakan diri dengan gaya yang mudah dikenal.  Jangan ada persamaan dengan penganut agama lain.  Baginda Nabi s.a.w. mewajibkan lelaki muslim berjanggut dan menipiskan kumis atau misai.  Maksud hadis, Abdullah bin Umar r.a. mengakatan Rasululah s.a.w. bersabda, “Janganlah kamu menyerupai orang-orang musyrikin, peliharalah janggut dan tipiskan kumis kamu.”  HR Al-Bukhari, Muslim dan al-Baihaqi. 

Lagi ketegasan daripada Rasulullah s.a.w., Dari Abi Imamah dia mengatakan Rasulullah s.a.w. bersabda, “Potonglah kumis kamu dan peliharalah janggut kamu, tinggalkanlah (jangan meniru) ahli Kitab.”  HR Ahmad dan At-Tabarani.

Begitu juga kaum perempuan yang diwajibkan memakai jilbab sangat ketara perbedaan antara muslimah dengan perempuan penganut agama lain.  Sekalipun ada golongan perempuan di biara berpakian hitam dan berjilbab, ulama Islam sudah sepakat fesyen mereka yang di biara tidak bisa ditiru sama sekali.  Jelasnya, apabila Rasulullah memerintahkan ‘jangan meniru penganut agama lain’ para ulama Islam pantas memberikan nasihat kepada umat berkaitan pakaian khas bukan Islam yang tidak boleh disamai atau ditiru.


Itulah identiti muslim di mana-mana pun.  Akhirnya wajah muslim dapat dikenal dan diberi ucap salam oleh saudara muslimnya yang lain.

Ahad, Ogos 28, 2016

MERDEKA Ke-59: Komunis itu penjajahkah?


HARI-hari menghampiri 31 Ogos 2016, ada yang mendakwa media penyiar kerajaan lebih mempertontonkan kejahatan dan keganasan anggota komunis. Maka timbul pertanyaan, ‘negara kita dahulu dijajah oleh British atau komunis?’

Peristiwa-peristiwa sejarah adalah juga peristiwa-peristiwa politik.  Yang demikian menyebabkan peristiwa sejarah tidak terlepas daripada tafsiran tertentu. Pengamal ideologi politik masa kini pasti melihat sejarah dari sudut kepentingan ideologi partinya.  Mana yang menguntungkan atau menaikkan imej partinya, maka sejarah itu pasti diulang sebut. Ada pula peristiwa sejarah yang boleh diguna untuk menjauhkan rakyat daripada parti lawannya, maka peristiwa itu juga dijadikan bahan sejarah yang mesti diketahui rakyat. Mudahnya, setiap penggiat politik masa kini berminat peristiwa sejarah yang memihak kepada diri dan partainya.

Adakah negara kita dijajah atau sebagai neger-negeri yang dinaungi oleh kuasa asing.  Lihatlah apa yang berlaku sejak tahun 1511 di Melaka. Sejak Portugal menguasai Melaka, adakah Melaka sebuah negeri yang dinaungi Portugal dengan mengekalkan sistem pemerintahan Kesultanan Melayu? Kita mengenang keagungan tamadun Kesultanan Melayu Melaka, tetapi sejak tahun 1511, tiada apa lagi yang dapat dirujuk atau dibanggakan sebagai khazanah tamadun Kesultanan Melayu Melaka.  Semua habis dan lenyap! Itulah penjajahan Portugal di Melaka sehingga tahun 1841. Pengganti Portugal iaitu Belanda dan seterusnya British (1824) tidak punya agenda memberi hak kepada bangsa Melayu di Melaka sehingga kemerdekaan negara tahun 1957.

Pengambilan Pulau Pinang oleh Syarikat Hindia Timur British (SHTI) melalui usaha licik Francis Light juga bukan menaungi, tetapi penjajahan. Sultan Kedah kehilangan semua hak di Pulau Pinang dan Seberang Perai, sekalipun dalam hal ehwal agama dan adat resam Melayu. Sejak tahun 1786, Pulau Pinang terus dicorak sesuka hati oleh penjajah British.  Malah Pulau pinang, Melaka dan Singapura pernah diperintah terus oleh Pejabat Tanah Jajahan British di London mulai tahun 1867.  Maksudnya negeri-negeri selat itu merupakan sebagian daripada negara British waktu itu. Mujur perubahan politik memihak kepada kita, maka Pulau Pinang dan Melaka menjadi sebagian Persekutuan Malaysia. Pandang sejarah penjajahan British di Kepulauan Falkland, tidak jauh dari Argentina. Sehingga hari ini Fakland menjadi sebagian wilayah negara British sekalipun jauhnya ribuan kilometer dari London!

Begitu juga pemerintahan dinasti Brooke di Sarawak, orang British itu menguasai sepenuhnya Sarawak seperti bapa kita menguasai tanah seluas empat ekar di kampung. Suka hati bapa kita hendak menanam apa, atau membina rumah apa pun.  Begitulah seluruh Sarawak menjadi hak selama 100 tahun kepada keluarga Brooke.

Bagaimana dengan kedudukan para raja atau sultan yang kekal menjadi pemerintah negeri-negeri Melayu sekalipun ada yang menerima Residen, Penasihat, Pegawai utama, Residen Jeneral dan Pesuruh Jaya Tinggi. Jawatan-jawatan itu diwujudkan di beberapa negeri termasuk sewaktu Negeri-negeri Melayu Bersekutu (1896) dan Persekutuan Tanah Melayu (1948). Kita boleh merujuk isi utama Perjanjian Pangkor 1874 antara British dengan Raja Abdullah dari Perak.  Perjanjian itu jelas  mengiktiraf Raja Abdullah sebagai Sultan Perak mulai tahun 1874 tetapi kuasa baginda hanya dalam hal-ehwal agama Islam dan adat resam Melayu.  Kuasa mentafsir Perjanjian Pangkor pula  ada pada Residen British dan Gabenor Negeri-negeri Selat waktu itu, Sir Andrew Clarke. Perjanjian Pangkor sangat penting sebagai doktrin duluan campur tangan British di semua negeri yang beraja. Residen Birch kata, hak mengutip cukai adalah kuasa pentadbiran Residen, bukan adat resam Melayu. Apabila Birch terus mengutip cukai dan dibunuh oleh Dato Maharaja Lela  (yang mengarahkan Sepuntum), dan akibatnya Sultan Abdullah dibuang ke pulau Syachelles, Dato Maharaja Lela (dan orang-orangnya) dihukum mati, ini bermakna mengikut Perjanjian Pangkor, mengutip cukai dan memiliki hamba bukan adat resam Melayu.  Sejak itu mudah difahami maksud agama Islam dan adat resam Melayu. Agama Islam hanya merujuk hal ibadah dan perkahwinan sementara adat resam ialah istiadat beraja serta majlis bersifat agama seperti Isra Mikraj dan Maulud Nabi.  Selepas konflik pemahaman batas kuasa Sultan dan Residen (melalui pembunuhan Birch), semua pegawai British dan raja-raja Melayu tahu dan sedar kuasa dan batas-batasnya.

Benar raja Melayu terus bertakhta sebagai Ketua Negeri, tetapi kuasanya hanya bidang ibadah agama dan adat istana dan sedikit dalam kalangan orang Melayu. Sebab itulah British dengan mudah menggubal dasar ekonomi yang menguntungkan mereka (sebaliknya merugikan raja dan bangsa Melayu).  Raja Melayu yang masih disembah di tahkta seperti zaman sebelum Perjanjian Pangkor, tidak boleh menahan penggunaan undang-undang British, perluasan Bahasa Inggeris dan tulisan rumi.  Malah semua raja hanya memerhatikan saja negerinya dibolosi oleh ratusan ribu pekerja asing dalam sektor ekonomi dagang  yang sangat jelas menyudutkan bangsa Melayu.  Semua itu kerja British sebagai pihak berkuasa.

Apabila dibentuk Persekutuan Tanah Melayu (1948), perlembagaan menyebut kuasa tertinggi ialah Pesuruh Jaya British dan Majlis Raja-raja Melayu.  Hakikatnya yang bebas berkuasa dan mengambil keputusan ialah Pesuruh Jaya British. Munasabahkah sembilan orang raja menjadi pemerintah Tanah Melayu sekali gus!  Maknyanya Majlis-Raja-raja hanya dimaklum oleh Pesuruh Jaya British.

Begitulah perjalanan sejarah politik British di Tanah Melayu serta Sarawak dan Sabah. Apabila negara merdeka, semua posisi British dahulu diambil-alih oleh ahli-ahli politik parti yang memerintah. Bolehlah disebut Perikatan dan Barisan Nasional. Kuasa raja-raja Melayu di sembilan negeri atau Yang Dipertian Agong di peringkat Persekutuan, tidak dikembalikan sepenuhnya seperti dinikmati selama 111 tahun zaman Kesultanan Melayu Melaka.  Namun semua rakyat Malaysia reda begitu, teruskanlah.

Komunis itu penjajahkah? Oleh kerna zaman itu orang tidak reda dengan ideologi komunis, maka melawan komunis sama juga melawan penjajah. Sementelahan pula, kebanyakan anggota Partai Komunis Malaya adalah bangsa  asing , iaitu bangsa Cina (British, Belanda, Siam dan Jepun juga bangsa asing), maka penggiat atau pengganas komunis adalah sebagian daripada proses penjajahan.  Maka betullah rakyat melawan PKM atau penggiat komunis sebagai melawan penjajahan. Bangsa asing Cina waktu itu belum diterima sebagai warga negara, maka betullah sentimen kebencian terhadap anasir luar.  Kita kena melihat sejarah daripada perspektif zaman berkenaan, bukan zaman semasa kita hidup ini.


Salam Malaysia merdeka ke-59 dari hujung Sabah ke Sarawak hingga ke hujung Perlis!

Sabtu, Ogos 27, 2016

LARANGAN memotong bulu/kuku mulai 1 Zulhijah

Oleh: Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin

Pertanyaan Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin ditanya : Ada seseorang yang akan menyembelih hewan kurban hanya untuk dirinya saja. Atau hendak berkurban untuk dirinya dan kedua orang tuanya. Bagaimana hukum memotong rambut dan kuku baginya pada hari-hari di antara sepuluh hari pertama Dzulhijjah? 

Apa hukumnya bagi perempuan yang rambutnya rontok ketika di sisir? 

Dan bagaimana pula hukumnya kalau niat akan berkurban itu baru dilakukan sesudah beberapa hari dari sepuluh hari pertama Dzulhijjah, sedangkan sebelum berniat ia sudah memotong rambut dan kukunya?

Sejauh mana derajat pelanggaran kalau ia memotong rambut atau kukunya dengan sengaja sesudah ia berniat berkurban untuk dirinya atau kedua orang tuanya atau untuk kedua orang tua dan dirinya? Apakah hal ini berpengaruh terhadap kesahan kurban?

Jawaban Diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:

إِذَا دَخَلَتِ الْعَشْرُ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلاَ يَمَسَّ مِنْ شَعْرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئًَا
Apabila sepuluh hari pertama (Dzulhijjah) telah masuk dan seseorang di antara kamu hendak berkurban, maka janganlah menyentuh rambut dan kulitnya sedikitpun” [Riwayat Muslim]

Ini adalah nash yang menegaskan bahwa yang tidak boleh mengambil rambut dan kuku adalah orang yang hendak berkurban, terserah apakah kurban itu atas nama dirinya atau kedua orang tuanya atau atas nama dirinya dan kedua orang tuanya. Sebab dialah yang membeli dan membayar harganya. Adapun kedua orang tua, anak-anak dan istrinya, mereka tidak dilarang memotong rambut atau kuku mereka, sekalipun mereka diikutkan dalam kurban itu bersamanya, atau sekalipun ia yang secara sukarela membelikan hewan kurban dari uangnya sendiri untuk mereka. 

Adapun tentang menyisir rambut, maka perempuan boleh melakukannya sekalipun rambutnya berjatuhan karenanya, demikian pula tidak mengapa kalau laki-laki menyisir rambut atau jenggotnya lalu berjatuhan karenanya.

Barangsiapa yang telah berniat pada pertengahan sepuluh hari pertama untuk berkurban, maka ia tidak boleh mengambil atau memotong rambut dan kuku pada hari-hari berikutnya, dan tidak dosa apa yang terjadi sebelum berniat. Demikian pula, ia tidak boleh mengurungkan (membatalkan. ed.) niatnya berkurban sekalipun telah memotong rambut dan kukunya secara sengaja. Dan juga jangan tidak berkurban karena alasan tidak bisa menahan diri untuk tidak memotong rambut atau kuku yang sudah menjadi kebiasan setiap hari atau setiap minggu atau setiap dua minggu sekail. Namun jika mampu menahan diri untuk tidak memotong rambut atau kuku, maka ia wajib tidak memotongnya dan haram baginya memotongnya, sebab posisi dia pada saat itu mirip dengan orang yang menggiring hewan kurban (ke Mekkah di dalam beribadah haji). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّىٰ يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ
“Janganlah kamu mencukur (rambut) kepalamu sebelum hewan kurban sampai pada tempat penyembelihannya “ [Al-Baqarah : 196]

Walahu ‘alam
(Fatawa Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin, tanggal 8/12/1421H dan beliau tanda tangani)
[Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerjemah Musthofa Aini dkk, Penerbit Darul Haq]