Pengikut

Sabtu, Mac 04, 2017

BERAPA kali demontrasi antitahlilan?

MEMPENGARUHI atau menghasut pemikiran, sama saja sifatnya. hal ini berlaku terhadap sesuatu pemahaman yang dikatakan salah mahu dihalang. Maksud salah pun bisa saja jadi macam-macam.
Foto untuk hiasan
Ada orang agama yang betah dan mendapat nikmat hidup kerna kerja agamanya. jika ada pemahaman lain yang mengganggu kebetahannya, dia pasti marah. Oleh kerna masyarakat sudah menerima saja lisannya, tugasan hidupnya menjadi lebih mudah.

Agama yang benar ialah yang persis seperti dalam al-Quran dan hadis sahih Nabi s.a.w. Tanpa dua sumber itu, sudah lama Islam musnah sebagai agama langit. Itu telah terjadi pada agama Yahudi dan Nasrani.  Dalam khutbah akhir Nabi s.a.w. di Arafah pun dipesankan jangan meninggali al-Quran dan Sunahnya.

Rupa-rupanya tak semua yang dinamakan ritual ibadah di negeri kita persis seperti aturannya Nabi s.a.w. Ada sedikit-sedikit seperti ritual tahlilan itu bukan berdasar Sunah Nabi s.a.w.  Namun tahlilan sudah mendalam seperti akar tunjang pohon besar.  Apa saja berkumpulnya orang atas nama agama mesti dibuat tahlilan.

Kemudian muncul golongan yang mahu membuat tajdid, mahu memurnikan atau mengembalikan ritual agama ini seperti yang dijalankan oleh Nabi s.a.w. dan para sahabatnya. Tentu saja orang-orang yang sudah betah dengan tahlilan jadi marah. Maka mereka melabel 'wahhabi' kepada yang mahu membuat tajdid. Untuk menguat hujah agar menjauhi orang atau ustaz berfikrah 'sunah' atau 'salafi' atau wahhabi itu, masyarakat diingatkan bahaya berpecah-belah. Dan paling keras golongan sunah-salafi-wahhabi didakwa bakal membunuh orang yang tidak sefaham dengan mereka! Duh... semua gerun.

Hakikatnya apa? Pemahaman sunah atau salafi atau wahhabi sudah ada sejsk awal kurun ke-20 yang lalu. Dahulu mereka dipanggil 'kaum muda'. Dalam sejarah kaum muda menyumbang pada pengembangan dan membuka data fikir umat Melayu. Lihatlah buku sejarah di sekolah.

Telah lebih satu abad diskusi atau debat sunah dan mana yang tidak sunah, tidak ada perpecahan seperti adanya katolik dan protestant. Tidak ada muncul partai politik memperjuangkan sunah dan meghapus bid'ah.  Tidak ada demontrasi besar saban tahun untuk mengajak umah meninggalkan tahlilan. Tidak ada perlawanan bersenjata antara kumpulan anti dan protahlilan.

Pecahnya umah sejak dahulu kerna nafsu berpolitik. orang-orang agama yang mengatakan wahhabi pemecah umat dan bakal membunuh umat Islam lain juga sedang berada dalam salah satu partai yang membenci malah meracun kebencian partai lawannya!

Kerna berpolitik, terbukti sebuah keluarga berantakan. Ada suami istri bercerai akibat paham politik yang berbeda. Ada sekumpulan umat mati berdarah akibat berbeda paham politik. Malah begitu banyak demontrasi massa di merata-rata itu pun disebabkan pergaduhan politik.

Mengapa orang-orang agama yang betah dengan tahlilan itu tidak membayangkan bunuh-membunuh akan berlaku akibat perbedaan dan pertelingkahan politik sekarang? Jawabannya, sebab ahli-ahli agama yang memusuhi sunah-salafi-wahabi itu sebagian daripada aktor partai politik yang hari-hari menyuburkan kebencian umat terhadap anggota dan partai lawannya. Mereka menutupi kebejatan diri dengan mengalih perhatian masalah umah kepada pihak lain.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan