Foto hanya hiasan |
Pilihan Rayu Umum (PRU) dianggap pesta atau kenduri besar amalan politik demokrasi. Inilah medan terbesar untuk menzahirkan perbedaan pendapat, partai-partai dan semua cara untuk meraih undi sokongan. Maka pada PRU pendapat yang menyeru kesatuan umah, berlapang dada untuk perpaduan dan bersatu bersama pemerintah pantas diperlekeh menggunakan hujah dalil demokrasi. Malah ada yang tidak segan mengatakan, jangan gunakan nas agama untuk hal pilihan raya yang keduniaan. Atau, ada yang mengatakan nas-nas dalil hanya untuk ibadah khusus, politik hal keduniaan yang tidak terikat kuat dengan nas al-Quran dan Sunnah.
Maka jadilah PRU itu medan debat, propaganda, manipulasi keadaan dan fakta atau terbukanya ruang mentakwil suatu peristiwa atau ucapan. Hasilnya, hanyalah perbalahan dan perpecahan dalam masyarakat. Tidak ada ulama besar yang meminta masyarakat jangan beriman sepenuhnya terhadap demokrasi, maka golongan prodemokrasi tidak membaca ayat yang menyeru kesatuan umah dan mentaati pemerintah.
Maksud firman Allah, "Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam), dan janganlah kamu bercerai-berai, dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliyah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka jadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara. Dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliyah), lalu Allah selamatkan kamu dari neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keterangan-Nya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayah-Nya." (Ali Imran:103)
Sedangkan orang-orang beriman berselisih pendapat pun ditegur oleh Allah, lihat firman-Nya yang bermaksud,
"Maka apakah yang menyebabkan kamu (berpecah) menjadi dua golongan terhadap kaum munafik itu, padahal Allah telah menjerumuskan mereka (ke dalam kekufuran) disebabkan apa yang telah mereka usahakan? Adakah kamu pula hendak memberi pertunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan oleh Allah? Padahal sesiapa yang telah disesatkan oleh Allah, maka engkau tidak sekali-kali akan mendapat jalan untuk menyelamatkannya." (An-Nisaa:88)
Kembali ke pangkal jalan adalah jalan Allah dan rasul-Nya. Umat mesti bersama pemerintah muslim walaupun negara mengamalkan demokrasi berpilihan raya. Sangat jelas Allah menyerukan perpaduan, dan PRU hanyalah satu cubaan terhadap umat.
Maksud firman Allah, "Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada "Ulil-Amri" (orang-orang yang berkuasa) dari kalangan kamu. Kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan (Sunnah) Rasul-Nya, jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi kamu), dan lebih elok pula kesudahannya." (An-Nisaa:59)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan