Halaman

Rabu, Januari 07, 2015

TAHLIL arwah itu dari Jawa, dari kitab Hindu

SAYA sekadar memberi informasi sejarahnya amalan bertahlil setiap kali ada kematian atau kenduri disebabkan suka atau sedih. Orang-orang agama pun sedia maklum set atau modul tahlilan yang sangat popular dalam hafalan atau yang dicetak dalam buku-buku kecil, tidak ditemukan sebagai amalan Rasulullah dan para sahabatnya. Tahlilan sebagai satu ibadah dalam beragama hanya ada di Nusantara.  Dan sejarahnya, asas-asas bertahlil kerna mengingati kematian ahli keluarga, kerna bersyukur kepada Tuhan atau kerna hiba berasal dari budaya masyarakat Jawa. Dari Jawa tahlilan tersebar luas ke Nusantara.  

Entri yang saya paparkan ini merupakan sebagian ceramah seorang mantan pemuka Hindu di Bali, dan beliau telah memeluk Islam. Oleh itu bicaranya mengenai susupan amalan Hindu dalam masyarakat Jawa yang kemudian dikatakan sebagai amalan agama Islam, lebih mengesankan kepada yang mahu berfikir dengan adil.



Alhamdulillah yang sekarang Romo Pinandhita Sulinggih Winarno menjadi Mualaf/masuk Islam lalu beliau mengubah namanya menjadi Abdul Aziz, sekarang beliau tinggal di Blitar-Jawa Timur. Dulu beliau tinggal di Bali bersama keluarganya yang hindu, Beliau hampir dibunuh karena ingin masuk islam, beliau sering di ludahi mukanya karena ingin beragama islam, alhamdulillah ayahnya sebelum meninggal beliau juga memeluk agama islam. Abdul aziz berharap seluruh kaum muslimin membantu mempublikasikan,menyebarkan materi dibawah ini. Jazakumullahu khoiran katsira.
Kesaksian mantan pendeta hindu: abdul aziz bersumpah atas asma Allah bahwa selamatan, ketupat, tingkepan, sebahagian budaya jawa lainnya adalah keyakinan umat hindu dan beliau menyatakan tidak kurang dari 200 dalil dari kitab wedha (kitab suci umat hindu) yang menjelaskan tentang keharusan selamatan bagi pemeluk umat hindu, demikian akan saya uraikan fakta dengan jelas dan ilmiyah dibawah ini :
1. Di dalam prosesi menuju alam nirwana menghadap ida sang hyang widhi wasa mencapai alam moksa, diperintahkan untuk selamatan/kirim do’a pada 1 harinya, 2 harinya, 7 harinya, 40 harinya, 100 harinya, mendak pisan (setahun), mendak pindho (dua tahun), nyewu (1000 harinya).
Pertanyaan, apakah anda orang islam juga melakukan itu?
Ketahuilah bahwa TIDAK AKAN PERNAH ANDA TEMUKAN DALIL DARI AL-QUR’AN dan AS-SUNNAH/hadits shahih TENTANG PERINTAH MELAKUKAN SELAMATAN, bahkan hadits yang dhoif (lemah) pun tidak akan anda temukan ,akan tetapi kenyataan dan fakta membuktikan bahwa anda akan menemukan dalil/dasar selamatan,dkk,justru ada dalam kitab suci umat hindu,

COBA ANDA BACA SENDIRI DALIL DARI KITAB WEDHA (kitab suci umat hindu) DI BAWAH INI:
a. Anda buka kitab SAMAWEDHA halaman 373 ayat pertama, kurang lebih bunyinya dalam bahasa SANSEKERTA sebagai berikut: PRATYASMAHI BIBISATHE KUWI KWIWEWIBISHIBAHRA ARAM GAYAMAYA JENGI PETRISADA DWENENARA.

ANDA BELUM PUAS, BELUM YAKIN?
b. Anda buka lagi KITAB SAMAWEDHA SAMHITA buku satu, bagian satu,halaman  20. Bunyinya : PURWACIKA PRATAKA PRATAKA PRAMOREDYA RSI BARAWAJAH MEDANTITISUDI PURMURTI TAYURWANTARA MAWAEDA DEWATA AGNI CANDRA GAYATRI AYATNYA AGNA AYAHI WITHAIGRANO HAMYADITAHI LILTASTASI BARNESI AGNE.
Dipaparkan dengan jelas pada ayat wedha di atas bahwa “lakukanlah pengorbanan pada orang tuamu dan lakukanlah kirim do’a pada orang tuamu hari pertama, ketiga, ketujuh, empat puluh, seratus, mendak pisan, mendhak pindho, nyewu.”
Dan dalil-dalil dari wedha selengkapnya silahkan anda bisa baca di dalam buku karya Abdul aziz (mantan pendeta hindu) berjudul “mualaf menggugat selamatan”, di paparkan TIDAK KURANG DARI 200 DALIL DARI “WEDHA” kitab suci umat hindu semua.

JIKA ANDA BELUM YAKIN, MASIH NGEYEL?
c. Silakan anda buka dan baca kitab MAHANARAYANA UPANISAD.
d. Baca juga buku dengan judul ,“NILAI-NILAI HINDU DALAM BUDAYA JAWA”, karya Prof.Dr. Ida Bedande Adi Suripto (BELIAU ADALAH DUTA DARI AGAMA HINDU UNTUK NEGARA NEPAL, INDIA, VATIKAN, ROMA, & BELIAU MENJABAT SEBAGAI SEKRETARIS PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA).

Beliau menyatakan SELAMATAN SURTANAH, GEBLAK, HARI PERTAMA, KETIGA, KETUJUH, KESERATUS, MENDHAK PISAN, MENDHAK PINDHO, NYEWU (1000 harinya) ADALAH IBADAH UMAT HINDU dan beliau menyatakan pula NILAI-NILAI HINDU SANGAT KUAT MEMPENGARUHI BUDAYA JAWA,

ADI SURIPTO DENGAN BANGGA MENYATAKAN UMAT HINDU JUMLAH PENGANUTNYA MINORITAS AKAN TETAPI AJARANNYA BANYAK DIAMALKAN MASYARAKA , yang maksudnya sejak masih dalam kandungan ibu-pun sebagian masyarakat melakukan ritual TELONAN (selamatan bayi pada hari ke 105 (tiap telon 35 hari x 3 =105 hari sejak hari kelahiran), TINGKEPAN (selamatan untuk janin berusia 7 bulan).
e. Baca majalah “media hindu” tentang filosofis upacara NYEWU (ritual selamatan pada 1000 harinya sejak meninggal). Dan budaya jawa hanya tinggal sejarah bila orang jawa keluar dari agama hindu.
f. Jika anda kurang yakin, Masih ngeyel dan ingin membuktikan sendiri anda bisa meneliti kitab wedha datang saja ke DINAS KEBUDAYAAN BALI, mereka siap membantu anda. atau Telephon Nyi Ketut Suratni : 0857 3880 7015 (dia beragama Hindu tinggal di Bali, wawasannya tentang hindu cukup luas dia bekerja sebagai pemandu wisata ).

1 ulasan:

  1. Sebagai hamba Allah yg masih hijau dalam mendalami ilmu agama, saya lebih mudah merujuk dan memegang fatwa yg dikeluarkan oleh Majlis Fatwa Kebangsaan Malaysia berke aan bab Tahlil dan Kenduri Arwah. Sila rujuk portal dari Jakim, blog e-fatwa di www.e-fatwa.gov.my
    Wallahualam.

    BalasPadam