Halaman

Isnin, Mac 14, 2016

TAHLILAN arwah itu diakui daripada Hindu Buddha

TAHLILAN orang mati yang dipahami sebagai ritual agama Islam hanya ada di Nusantara.  Kerna itu telah berlaku perdebatan atau diskusi kedudukan tahlilan arwah sebagai ritual agama. Sebagian ilmuan yang menjunjung ketulenan beragama berhujah tahlilan arwah atau selametan itu tidak ada pada jaman Nabi s.a.w.  Sebagian lagi menjawab ritual tahlilan itu tetap diterima sebagai  jalan ibadah kerna di dalamnya terkandung bacaan ayat-ayat al-Quran dan doa.  Ini dilihat sangat baik dan sesuai dengan adat budaya masyarakat Nusantara.

Kiyai Idrus Ramli bukan nama kecil dalam dakwah.  Beliau pula terkenal sebagai pejuang agama versi Nusantara yang melanggengkan tahlilan arwah, selametan, yasinan malam Jumaat dan hal-hal lain yang dikritik oleh pihak 'wahabi'.  Namun Kiyai Idrus Ramli mengakui bahwa sejarahnya, tahlilan arwah itu berasal dari luar Islam. Sebelum beragama Islam, masyarakat Nusantara telah terlalu lama beramal dengan Hindu-Buddha.  Terlalu sukar masyarakat menyisihkan terus ritual Hindu-Buddha.  Oleh itu konsep ritual kematian dalam Hindu-Buddha dikekalkan, tetapi isinya ditukar kepada ayat-ayat al-Quran.

Komentar pengarang: Setelah sadar begitu, kembalilah ke jalan salafus shalih. Manhaj salaf sebaik-baik jalan memahami dan melalui keagamaan.




Tiada ulasan:

Catat Ulasan