NAMA Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, seorang
ulama dan tokoh tajdid dari Arab Saudi kurun
ke-18 tidak popular berbanding nama nama Syaikh Hassan al-Banna dari Masir atau
Al-Maududi dari Pakistan. Tumpan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ialah
memurnikan akidah, memperjelas sunah Nabi disamping membanteras hal-hal buruk
dalam beragama.
Buku Kitab
TAUHID MEMURNIKAN LA ILAHA ILLALLAH oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab terjemahan bahasa Melayu Indonesia
sebanyak 216 muka surat terbitan Media Hidayah, Jakarta. Terdapat 67 bab dengan tuntas memperjelas perkara yang dibenarkan dan
dilarang dalam agama: kedua-duanya prinsip itu sangat memurnikan perjanjian
muslim menyebut ‘tiada tuhan melainkan Allah’
Pengarang kitab tidak banyak menelurkan bicara
untuk setiap bab, cukup beliau memberikan tajuk bab dan penjelasannya adalah
ayat al-Quran dan hadis sahih. Daripada
dua sumber itu, pengarang memberi penjelasan ringkas tapi tepat membawa panduan hidup yang persis
kepada janjisebut La ilaha illallah (tiada tuhan melainkan Allah). Apa saja permasalahan tauhid yang
mengagungkan Allah sebagai Tuhan, pengarang memberikan hujahnya daripada
al-Quran dan hadis sahih. Oleh itu
permasalahan tauhid itu dilunasi dengan cara yang betul mengikut kehendak Allah
dan rasul-Nya.
Sebagai misal, bab 19 ialah ‘Bahaya Sikap Berlebih-lebihan Terhadap Orang Shalih’. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menuliskan
ayat 171 daripada surah An-Nisa’ (maksudnya), “Wahai ahli kitab, janganlah kalian
melampaui batas dalam agamamu. Janganlah berkata tentang Allah kecuali yang
benar.”
Surah Nuh: 23, “mereka (ahli kitab) menyatakan, ‘janganlah
sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) sesembahan kalian. Janganlah
sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) terhadap wadd, suwa, yaghuts, Ya’us
dan Nasr’ “.
Disusun pula hadis berkaitan tajuk bab seperti:
Daripada Umar r.a., telah bersabda Rasulullah
(maksudnya), “Janganlah kalian memujiku dengan berlebih-lebihan seperti pujian
orang-orang Nasrani kepada Ibnu Maryam.
Sesungguhnya aku adalah hamba.
Oleh itu katakanlah (Muhammad) adalah hamba Allah dan rasul-Nya.”
(HR al-Bukhari 2445 dan Muslim).
Kitab terjemahan ini sangat bermanfaat dan mudah
difahami oleh pembacanya. Dianjurkan juga kitab ini dijadikan teks akidah atau
tauhid dalam kalangan ahli usrah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan