Halaman

Selasa, Julai 21, 2015

KITAB Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab


NAMA Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, seorang ulama dan  tokoh tajdid dari Arab Saudi kurun ke-18 tidak popular berbanding nama nama Syaikh Hassan al-Banna dari Masir atau Al-Maududi dari Pakistan. Tumpan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ialah memurnikan akidah, memperjelas sunah Nabi disamping membanteras hal-hal buruk dalam beragama.

Buku Kitab TAUHID MEMURNIKAN LA ILAHA ILLALLAH oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab terjemahan bahasa Melayu Indonesia sebanyak 216 muka surat terbitan Media Hidayah, Jakarta.  Terdapat  67 bab dengan  tuntas memperjelas perkara yang dibenarkan dan dilarang dalam agama: kedua-duanya prinsip itu sangat memurnikan perjanjian muslim menyebut ‘tiada  tuhan melainkan Allah’

Pengarang kitab tidak banyak menelurkan bicara untuk setiap bab, cukup beliau memberikan tajuk bab dan penjelasannya adalah ayat al-Quran dan hadis sahih.  Daripada dua sumber itu, pengarang memberi penjelasan ringkas  tapi tepat membawa panduan hidup yang persis kepada janjisebut La ilaha illallah (tiada tuhan melainkan Allah).  Apa saja permasalahan tauhid yang mengagungkan Allah sebagai Tuhan, pengarang memberikan hujahnya daripada al-Quran dan hadis sahih.  Oleh itu permasalahan tauhid itu dilunasi dengan cara yang betul mengikut kehendak Allah dan rasul-Nya.

Sebagai misal, bab 19 ialah ‘Bahaya Sikap Berlebih-lebihan Terhadap Orang Shalih’.  Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menuliskan ayat 171 daripada surah An-Nisa’ (maksudnya), “Wahai ahli kitab, janganlah kalian melampaui batas dalam agamamu. Janganlah berkata tentang Allah kecuali yang benar.”

Surah Nuh: 23, “mereka (ahli kitab) menyatakan, ‘janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) sesembahan kalian. Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) terhadap wadd, suwa, yaghuts, Ya’us dan Nasr’ “.

Disusun pula hadis berkaitan tajuk bab seperti:

Daripada Umar r.a., telah bersabda Rasulullah (maksudnya), “Janganlah kalian memujiku dengan berlebih-lebihan seperti pujian orang-orang Nasrani kepada Ibnu Maryam.  Sesungguhnya aku adalah hamba.  Oleh itu katakanlah (Muhammad) adalah hamba Allah dan rasul-Nya.” (HR al-Bukhari 2445 dan Muslim).

Kitab terjemahan ini sangat bermanfaat dan mudah difahami oleh pembacanya. Dianjurkan juga kitab ini dijadikan teks akidah atau tauhid dalam kalangan ahli usrah.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan