Halaman

Rabu, November 22, 2017

Si sombong menghina orang, "bodoh"

Patutkah nasibnya ditawakan? 
NABI Shallallahu alaihi wasallam menyebut maksud "sombong" sebagai menolak kebenaran. Tentulah kebenaran itu alquran dan sunnah Nabi Shallallahu alaihi wasallam. Apa maksud "meremehkan" orang lain? Tentulah memandang seseorang seperti tiada harga, memberi gelar 'bodoh', mencemuh nasab, menghina ilmu dan rezeki dan apa saja yang membawa maksud merendahkn tarafnya sosial seseorang. Tentulah orang yang menggelar seseorang dengan hinaan, merasakan dirinya jauh lebih mulia. Hal ini pun satu maksud sombong. Maka patutlah Nabi Shallallahu alaihi wasallam menyatakan orang yang sombong tidak masuk syurga.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan