Halaman

Khamis, April 06, 2017

ASWAJA terima sesembahan kepala kerbau?


ORANG Islam Tanah Melayu tidak tahu majlis kerohanian Sedekah Gunung di puncak Merapi, Jawa Tengah. Saya catatkan untuk dipikir-pikir dari sudut beradat beragama sebab orang Tanah Melayu tidak banyak beda dengan orang di Tanah Jawa mempertahan ritual adat lama sebagai majlis agama!

Menurut Kiyai Muhammad Idrus Romli seorang kiyai muda dalam Nahdatul Ulama, pada jaman Hindu dahulu orang menghantar manusia ke kawah Merapi agar Merapi tidak marah, tidak membeludag.  Kepercayaan kuatnya begitu dan apabila Islam dianut, orang Jawa Tengah sana tidak dapat meninggalkan tradisi ritual melarung (memasukkan) manusia ke mulut gunung berapi itu. Lalu salah satu Wali Songo itu menganjur diganti manusia dengan kepala kerbau tanpa mengubah kepercayaan dan nilai ritual itu.  Sejak itu, terusan dibuat sedekah kepala kerbau di Merapi pada tanggal satu Muharam atau satu Syura.

Niatnya baik, menjamu mulut Merapi dan berdoa kepada Allah agar Merapi tidak meledak yang memakan korban manusia. Kiyai-kiyai pesantren dan yang mengklaim Ahlus Sunah wal Jamaah / Aswaja di Tanah Jawa menerima upacara itu. Ya... ada kebaikan manusia beragama kepada Tuhan.

Di Tanah Melayu orang makan enak-enak kerna meratapi kematian. Itu ritual dan niat yang baik. Di hadapan hidangan makanan kiyai ketuai doa kepada Allah untuk almarhum si mati. Makan-makan itu pula sedekah almarhun kepada yg masih hidup. Dalam ritual Sedekah Gunung juga ada pemberian makanan dan bunga-bunga. semua dipikir baik dalam beribadah.

Grup Aswaja di Tanah Melayu bagaimana?

Tiada ulasan:

Catat Ulasan