Halaman

Isnin, Jun 08, 2015

MATI apa jika tidak taat pemimpin?

 
foto hanya hiasan
Ada yang punya sifat membangkang pada penguasa atau pemimpin mereka. Bahkan bukan hanya tidak taat, sehingga pemimpin mereka pun dikafirkan. Padahal hidup di bawah pemimpin muslim adalah suatu kebaikan. Enggan taat pada pemimpin yang sah adalah suatu bencana bahkan disifatkan oleh Nabi kita Muhammad - shallallahu 'alaihi wa sallam - sebagai orang yang mati jahiliyah. Apa itu mati jahiliyah?

Ibnu 'Umar berkata bahawa beliau mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (artinya), "Barangsiapa yang melepaskan tangannya dari ketaatan kepada pemimpin, maka ia pasti bertemu Allah pada hari kiamat dengan tanpa hujah yang membelanya. Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak ada baiat di lehernya, maka ia mati dengan cara mati jahiliyah ."  (HR. Muslim no. 1851).

Pengertian Hadits
Yang dimaksud melepaskan tangan dari ketaatan adalah tidak mau taat pada pemimpin padahal ketaatan tersebut bukan dalam perkara maksiat, sehingga ia enggan berbaiat pada pemimpin.  Yang dimaksudkan tanpa hujah yang membelanya adalah tidak ada uzur (alasan) ketika ia membatalkan janjinya untuk taat.

Sedangkan kalimat tidak ada baiat di lehernya adalah tidak mau berbai'at, iaitu mengikat janji setia untuk taat pada pemimpin.  Mati jahiliyah yang dimaksudkan adalah mati dalam keadaan sesat dan salah jalan sebagaimana keadaan orang-orang jahiliyah kerana dahulu mereka tidak mau taat kepada pemimpin walaupun mereka menilai aib jika mesti taat seperti itu. Namun bukanlah yang dimaksud mati jahiliyah adalah mati kafir sebagaimana sangkaan sebahagian golongan yang keliru dan salah paham.

Faedah Hadits
Wajib mentaati jama'ah atau penguasa yang sah dan wajib berbai'at pada mereka. Dan jamaah yang dimaksudkan di sini bukanlah kelompok, golongan, atau kumpulan orang tertentu tetapi yang dimaksudkan adalah yang punya kuasa dan punya wilayah yang sah. Sehingga jika di negara NKRI, taat pada jama'ah bererti taat pada pimpinan negara selama bukan dalam perkara maksiat.

Siapa yang enggan taat pada penguasa dengan membatalkan janji setianya untuk taat (baca: bai'at), maka ia bererti telah terjerumus dalam dosa besar dan telah sama dengan kelakuan orang Jahiliyah.
Hendaknya setiap umat mempunyai pemimpin yang urusan agama diatur oleh mereka.

Mati jahiliyah bukan bererti mati kafir tetapi mati dalam keadaan tidak taat pada pemimpin. Sehingga orang-orang yang enggan taat pada pemimpin atau penguasa yang mengatur maslahat mereka, maka ia pantas menyandang sifat ini.

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita pemimpin yang jujur ​​dan adil, yang mampu mensejahterakan rakyat. Moga kita pun dikurniakan oleh Allah sebagai hamba yang taat pada Allah, Rasul-Nya dan ulil amri kaum muslimin.

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Rujukan :  Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhis Sholihin , Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied Al Hilali, terbitan Dar Ibnil Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, 1: 655.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan